My Love From The Star

131 4 0
                                    

Hyun-Jae mencuci tangan nya dengan sabun hingga batas siku nya. Setelah itu Hyun-Jae melangkah kan kaki nya memasuki ruang oprasi ,Suster Bang memakaikan sarung tangan untuk Hyun-Jae. Setelah semua siap Hyun-Jae mendekat kearah pasein yang akan ia oprasi.

Hyun-Jae menarik nafas dalam menghembuskan nya secara perlahan menatap satu persatu rekan medis yang akan membantu nya. Dapat ia lihat keraguan dari beberapa tim medis, mereka meragukan kemampuan Hyun-Jae. Hyun-Jae tersenyum di balik masker nya ,manusia selalu seperti itu menilai oarang lain lemah dari cover nya saja.

"Diantara kalian yang ragu sialakan meninggalkan ruang oprasi"ucapan yang Hyun-Jae lontarkan berhasil membuat beberapa dari mereka terkejut.

"Karena saya tidak akan mau berkerja sama dengan orang yang meragukan saya!".

Hyun-Jae menatap satu persatu tim medis nya, beberapa di antara merek ada yang menunduk tidak meninggalkan ruang oprasi karena tak memiliki nyali. Mereka takut di pandang rendah oleh yang lain karena kabur di saat mau melakukan oprasi.

Hufttt..!.

"Baiklah"tukas nya.

"Mari kita mulai oprasi pengangkatan besi pada tuan Im.."ujar Hyun-Jae menghela nafas nya.

Tim medis menghela nafas dalam dan meyakin man diri bahwa mereka dapat melakukan oprasi ini dengan baik. Berdoa dalam hati meminta pada tuhan agar mereka bisa menyelamatkan pasien mereka ini ,setelah mengumpulakan semangat untuk diri sendiri mereka mendekat kearah pasien dan mencoba mengeluarkan besi yang menusuk bagian dada kiri tuan Im ,mereka harus telitih dan hati-hati karena benda yang akan di angkat begitu dekat dengan jantung. Jika salah sedikit saja bisa fatal akibat nya, merusak jangung pasien atau pun kematian pasein.

Hyun-Jae memjamkan mata nya berharap bahwa oprasi kali ini berhasil ,peluh keringat membasahi wajah cantik Hyun-Jae dan dengan sigap suster Bang mengelap peluh itu.

Setengah jam terlewati senyum kelagaan mampak di wajah lelah tim medis karena besi itu dapat terangkat ,Hyun-Jae dengan cepat mencegah pendarah agar tidak terlalu banyak darah yang keluar. Namun keberuntungan tidak berpihak pada mereka.

"Dokter tekanan darah pasein melemah dokter!"seru salah satu tim medis yang bertugas memantau EKG.

Hyun-Jae melirik mesin yang menampilkan grafik turun naik itu, garis gerafik menunjukan bahwa darah pasein melemah terdengar bisikan kegelisahan dari beberapa tim medis.

"Bagaiman ini..".

"Apa pasien ini akan selamat".

"Tidak apa yang harus ku lakukan".

"Seharus nya aku keluar tadi".

Hyun-Jae memejamkan mata nya sebentar mengontrol emosi yang menguasai diri nya."bisa kah kalian jangan panik".

Bisikan-bisikan kahwatir itu terhenti setelah Hyun-Jae ankat bicara, meraka menundukan kepala mereka.

"Seharus nya kalian tidak usah panik mengalami kejadian ini, bukan kah sudah lama kalian mengoprasi pasien kalian, dan pasti nya kalian sudah banyak mengalami hal ini".

"Jangan cemas dan jangan panik, sikap kalian yang seperti ini akan membuat pasien kalian mati!"seru Hyun-Jae tegas.

Hyun-Jae melihat suster Bang, wanita itu nampak tenang walau kepanikan menguasai diri nya."suster Bang ambil golongan darah AB negative di bank darah!"perintah nya.

"Baik dokter!"setelah mengucapkan itu Suster Bang pergi meninggalkan ruang oprasi dengan langkah cepat.

Hyun-Jae melirik rekan nya yang lain."kuatkan diri kalian dan lakukan semampu kalian".

Kata yang di ucapkan Hyun-Jae bagai perintah buat mereka, tim medis yang masih ada di ruang oprasi melakukan apa yang mereka bisa untuk menyelamatkan pasein mereka.

Hyun-Jae benar mereka sudah melewati berbagai macam oprasi dan keadaan seperti yang sedang mereka alami, seharus nya mereka tak boleh panik dan cemas ,seharus nya mereka percaya dengan kemampuan mereka.

Mereka tak mau tuan Im mati karena rasa mereka kalah dengan rasa cemas dan panik yang menguasi pikiran mereka.

Hyun-Jae menghela nafas lelah."berkerja dengan orang seperti mereka sungguh menguras emosi dan tenaga"batin nya.

"Ini kantung darah yang anda minta dokter!"seru Suster Bang Hyun-Jae mengangguk segera memasangkan kantung darah itu ke punggung tangan tuan Im.

Dan kembali menghentikan pendarahan yang terjadi, beberapa jam terlewati Hyun-Jae dan rekan medis nya masih berjuang dengan pisau bedah dan alat bedah lain nya untuk menyelamatkan nyawa Tuan Im.

"Kasa...".

Suster Bang memberikan apa yang Hyun-Jae btuhkan dengan sigap.

"Perekat".

Hyun-Jae menerima nya dan segera merekatkan kasa yang sudah terbalut perban yang menutupi luka Tuan Im.

Helaan nafas lega terdengar oprasi tuan Im berakhir dan mereka berhasil menyelamatkan nyawa tuan Im.

                           ***

"Terus pantau keadaan nya jika terjadi sesuatu beri tahu saya segera".

"Baik dokter Kim".

Hyun-Jae mengangguk dan tersenyum ,tangan kanan nya terarah untuk menepuk pelan pundak tuan Im.

"Cepat sembuh dan buka mata anda tuan Im"setelah mengucapkan itu Hyun-Jae meninggalkan kamar rawat tuan Im.

"Dokter Kim!"seru Suster Bang memanggil Hyun-Jae.

Hyun-Jae menoleh ke arah suster Bang yang menatap nya sambil tersenyum.

"Ayo kita pergi ke kantin bersma!"ajak sustsr Bang.

"Baiklah. Ayo".

Suster Bang terus membicarakan oprasi yang baru saja mereka lakukan, Hyun-Jae hanya menjadi pendengar yang baik dan sesekali menimpali perkataan suster Bang.

"Aku sungguh lelah "ujar suster Bang mengambil makanan yang tersedia di kantin rumah sakit.

"Tapi rasah lelah itu terabayar karena Tuan Im bisa diselamatkan"sambung nya senang bukan main.

Hyun-Jae mengangguk menyetujui.

"Terimakasih karena dokter mau mengoprasi Tuan Im"ujar suster Bang tulus.

"Itu juga sudah menjadi tugas ku. Terimaksih juga untuk kerja keras mu dan rasa percaya mu pada ku suster Bang".

Suater bang mengangguk berjalan kerah kursi kosong di ikuti oleh Hyun-Jae. Mereka menyantap makanan mereka dengan lahap ,ini makanan pertama mereka setelah melakukan oprasi tuan Im dilanjutkan menangani pasein di UGD.

"Aku sangat lapar"seru suster bang sebelum memasukan sesemdok nasi kedalam mulut nya.

"Kalau begitu habiskan kan makanan mu".

"Tanpa kau minta dokter Kim".

Hyun-Jae tersenyum geli menatap rekan kerja nya. Sikap suster Bang apa ada nya tak ,suster Bang sangat baik dan apa ada nya.

"Omong-omong kau terlihat seperti dokter yang sudah berpengalaman dokter Kim. Saat kau mengoprasi tadi ,kau seperti seorang perofesional!".

Uhuk...!Uhuk...!.Uhuk...!.

"Omo!"suster Bang memberikan segelas air untuk Hyun-Jae.

Hyun-Jae menerima nya dan meminum nya lalu menepuk-nepuk dada nya ,membuat batuk nya mereda.

"Uu.. kau tak apa dokter Kim..?".

"Aku tak apa.. lanjutkan makan mu, masih banyak pasien yang harus kita tangani".

"Baik!".







































Cerita ini terinsfirasi dari Drakor Romence dan Fiksi yang Uthor tonoton yaaaaa🙏

My Love From The Star Where stories live. Discover now