My Love From The Star

90 5 0
                                    

"Pisau bedah!"Hyun-Jae memberikan alat yang diminta oleh Dokter O.

Dokter O merobek luka yang akan ia bedah. Peluh membasahi wajah Dokter O dan dengan sigap suster Shin mengelap peluh itu.

Dokter O mengeluarkan peluru yang bersarang di pundak pasien nya. Sudah ada satu jam tim medis berada diruangan dingin ini utuk menyelamatkan nyawa pasien mereka.

"Kau jahit luka nya"titah dokter O pada Hyun-Jae.

Hyun-Jae mengangguk dan menjahit luka pasien nya, lampu oprasi berganti menjadi warna hijau yang berarti oprasi telah selesai para dokter keluar meninggalkan suster membereskan ruang oprasi dan memindahkan pasien ke kamar inap.

Hyun-Jae membuang juba oprasi, sarung tangan, masker dan penutup kepala nya ke bak sampah begitu pun dengan dokter O setelah itu membersihkan tangan nya.

"Saya permisih dokter" ucap Hyun-Jae.

"Kau mau kemana?"tanya Dokter O.

"Aku ingin kembali keruang UGD, masih ada pasien yang harus aku tangani dokter".

"Istirahat lah.."

Hyun-Jae menatap dokter O yang di tatap malah tertawa kecil."kau dari tadi belum istirahat bukan? Istirahat lah".

Hyun-Jae mengerutkan kening nya, tumben sekali Dokter O mengatakan itu.

"Ah-tidak apa dokter. Kasihan pasi--".

"Bukan kah ada dokter magang dan dokter Zico"potong Dokter O.

"Mereka masih istirahat dokter, dan dokter Zico belum tiba".

"Baik lah. Terserah kau saja ,kalau kau melihat Dokter Zico di UGD kau istirahat lah".

"Ya".

"Baiklah. Sampai bertemu di oprasi selanjutnya, aku harap kau tak membuat kesalahan karena terlalu letih"ujar Dokter O yang entah mengapa terdengar menyebalkan di telinga Hyun-Jae.

Setelah mengucapkan itu Dokter O pergi, Hyun-Jae mencibir saat kepergian dokter itu.

"Astaga!. Manusia satu ini sangat menyebalkan"cibir Hyun-Jae menahan kesal setelah itu melangkah kan kaki nya menuju UGD.

"Kenapa kau terlihat kesal"perkataan itu Hyun-Jae dengar saat menginjakan kaki nya di UGD.

Hyun-Jae mendongak dan menemukan Zico yang ada di hadapan nya.

"Kau sudah disini rupa nya".

"Begitu lah. Aku tiba saat kau memasuki ruang oprasi".

Hyun-Jae mengangguk dan ber'oh'ria.

Zico memasukan kedua tangan nya ke saku celana nya."UGD sangat sibuk hari ini, kau istirahat lah aku tahu kau belum menyentuh makanan sedikit pun".

Hyun-Jae menghela nafas nya dan mengangguk lalu pergi menuju kantin rumah sakit. Mengambil makan siang dan duduk di salah satu kursi kosong.

                          ***

"Tuan Cah Do-Yun usia 60 tahun. Meninggal karena taberak lari"ujar seorang berpakaian hitam memegang sebuah buku entah buku apa.

Lelaki tua yang sedang menunduk sedih itu mengangkat wajah nya melihat kearah seorang yang menyebut nama nya tadi.

"Ayo ikut saya"ujar orang itu melangkah.

Lelaki tua itu bergeming tidak mengikuti seorang berpakaian hitam itu. Membuat seseorang berpakaian hitam berhenti dan menoleh kearah tempat nya berdiri.

Menghela nafas kasa."cepat lah!"seru nya mengagetkan laki-laki tua itu.

Lelaki tua itu bergeming menoleh kearah beberapa tim medis yang sedang berjuang menyelamatkan pasien nya.

"200 joule!".

"200 joule siap!".

"Shot!".

"Isi...Shot!".

Tiiiitttttttt......!.

"Waktu kematian pukul...".

Lelaki tua itu menghela nafas nya, begitua pasein yang sedang di selamatkan itu sudah mati dan pasien itu adalah diri nya. Setelah itu ia melangkah kan kaki nya pelan mengikuti seseorang atau lebih tepat nya sosok berpakaian hitam itu.

Malaikat maut.

Yang entah membawa nya kemana.

Hyun-Jae menghela nafas dan menatap nanar arwah lelaki tua itu.

"Kasar sekali cara nya menjemput arwah itu"decak Zico yang memang ada di sebelah Hyun-Jae.

Hyun-Jae menoleh dan menatap galak Zico, merasa di tatap Zico menoleh ke arah Hyun-Jae.

"Apa!?".

Hyun-Jae tak menjawab melainkan menjitak kepala dokter tampan itu.

Tak!.

"Yak!. Kenapa kau menjitak kepala ku"desis Zico tak terima.

Hyun-Jae mendengus."kau bilang ke junior mu itu, perlakukan lah arwah dengan baik"setelah mengucapkan itu Hyun-Jae melangkah kan kaki nya menuju berankar yang berisikan lelaki tua itu.

"Tak usah sedih itu bukan salah mu"Hyun-Jae menepuk pundak dokter yang sedang menunduk sedih itu.

"Apa-apaan kenapa aku yang disalah kan"tukas Zico menatap sebal Hyun-Jae yang sedang mengoberol dengan dokter magang.

Zico kembali mengingat cara malaikat maut itu menjemput arwah, bagai mana pun cara nya begitu kasar.

"Seperti nya aku harus menegur si junior itu"gumam Zico berpikir.

"Kau memang harus melakukan nya".

"Astaga!"kaget Zico saat Hyun-Jae ada di samping nya.

"Kau membuat aku terkejut"kesal Zico.

Hyun-Jae menatap datar Zico."kembali lah berkerja dokter Zico"setelah mengucapkan itu Hyun-Jae melangkah pergi menangani pasien yang baru saja tiba di ruang UGD.

"Menyebalkan sekali"rutuk Zico melangkah mendekati kearah pasein yang membutuhkan pertolongan.

My Love From The Star Where stories live. Discover now