6.

13K 1.4K 69
                                    

Aku sendiri yang mengatakan aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan buku itu kembali.

"Kau ingin mendapatkan buku itu kembali ?" tanya Daniel sembari mengeluarkan buku itu, buku Gerald yang aku pinjam

"I...iiyaaa" jawabku,

"Ikut aku sekarang, atau kau tidak akan melihat buku ini lagi selamanya !"

Ini menegangkan. Benar menegangkan, tapi aku akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan buku itu kembali. Aku tahu tatapan Melanie dan Leo tadi memberikan tanda jika aku tidak harus mengikuti mereka, tapi aku tidak bisa menolak kali ini, aku harus mendapatkan buku itu, aku tahu mereka khawatir tapi ini adalah resiko yang harus aku terima atas kesalahanku.

Aku mengikuti mereka dari belakang, jantungku berdegup kencang, semua orang sepertinya mengikuti kami. Hampir seluruh orang yang ada dikantin tadi ikut keluar dan ikut dengan kami. Aku tidak tahu kemana aku akan dibawa dan apa yang akan kulakukan tapi yang bisa kupastikan, ini tidak akan baik-baik saja, aku harus siap atas segalanya.

Aku mengingat jalan ini, ini jalan menuju kelapangan football entah apa yang akan kulakukan disana. Orang orang semakin banyak mengikuti kami dan menyorakiku, once again, kau terkenal Samu, bahkan kau belum lama berada dikampus ini.

Keadaan siang itu benar benar berubah, langit menjadi gelap, sangat gelap, bahkan aku tidak bisa melihat matahari dari sini. Sepertinya dunia juga mendukung atas apa yang akan terjadi selanjutnya. Angin berhembus kencang saat kami semua sampai dilapangan football yang besar itu. Daniel menungguku ditengah sana bersama dengan anak-anak football lainnya.

Aku melangkah dengan berat dengan nafas yang berat dan juga jantungku yang berdegup kencang. Aku berdiri ditengah mereka, benar ditengah mereka semua. Aku bisa melihat disekitarku, mereka menertawaiku. Mereka semua, termasuk orang-orang yang tidak kukenal yang datang hanya untuk melihat apa yang akan terjadi denganku setelah ini.

"Kau ingin mendapatkan buku ini bukan ?" tanya Daniel mengeluarkan buku itu dihadapanku,

Aku mengangguk menandakan aku membutuhkan buku itu kembali.

"Kau akan melakukan apapun untuk mendapatkan buku ini bukan ?" tanyanya lagi,

Orang orang tertawa mendengar perkataan Daniel barusan, aku tahu ini memalukan tapi aku tetap akan melakukan ini, dan aku mengangguk.

"Baiklah, kau yang memintanya. Caranya simple, kau tidak butuh melakukan hal hal yang sulit, kau lihat bola diujung sana ?" tunjuk Daniel

Aku melihat sebuah bola yang ada diujung lapangan itu, lalu aku mengangguk,

"Kau hanya perlu berlari dari sini dan mengambil bola itu, lalu aku akan memberikanmu buku ini" lanjut Daniel,

Semua orang terdengar kecewa mendengar perkataan Daniel. Kenapa dia membuatnya begitu gampang ? bukankah aku harus senang ? aku tidak perlu melakukan hal hal yang luar biasa untuk itu,

"Baiklah, aku akan mengambil bola itu untuk kalian" jawabku dengan percaya diri,

Aku berbalik dan mempersiapkan diriku. Aku akan berlari sekuat tenaga setelah ini dan mengambil bola itu sekuat tenagaku, aku bisa melakukan hal ini ! Kau bisa Samuel.

"Go !" seru Daniel,

Aku berlari saat itu juga. Aku berlari dengan sekuat tenagaku, orang orang disana ikut menyorakiku. Aku terus berlari dan berlari, aku bahkan mendengar suara langit yang mulai bergemuruh diatas sana tapi aku tidak peduli, aku hanya terus berlari untuk mendapatkan bola itu. Larianku semakin cepat, dan aku semakin mendekati bola itu, aku tahu aku bisa mendapatkannya, bola itu sudah sangat dekat. Sedikit lagi...

"Tarikk......." teriak Daniel,

Aku kaget dan melihat kearah belakang saat Daniel berteriak dan aku masih berlari sekuat tenagaku dan tiba-tiba saja, kakiku tersangkut sebuah tali entah dari mana asalnya membuatku jatuh tersungkur dengan amat keras, dan saat itulah aku sadar... mereka tidak pernah berniat untuk membuat ini semua menjadi gampang. Aku tersungkur begitu keras dan aku bisa mendengar semua orang tertawa melihatku terjatuh begitu memalukan.

"Serang...." teriak Daniel,

Aku kaget. Aku berbalik dan saat itu juga anak football mengelilingu yang sedang terjatuh, dan... dan mereka melempariku dengan telur dan juga tepung. Mereka menyerangku tanpa rasa belas kasihan. Aku benar benar kaget, jiwa ku tidak berhenti ketakutan dan aku hanya menutup kedua wajahku sedangkan badanku dipenuhi oleh lemparan telur dan tepung serta teriakan orang orang yang menertawaiku.

Semua itu berakhir, mereka berhenti melempariku dengan telur dan tepung. Aku membuka mataku dan Daniel berdiri disana,

"Ini adalah peringatan terakhir untuk bocah bodoh sepertimu, jangan macam-macam dengan kami atau kau akan berakhir seperti ini lagi !" seru Daniel lalu melempariku dengan buku itu.

Aku mengambil buku itu, dan tiba-tiba saja hujan turun dengan deras begitu saja. Aku segera mengambil buku itu dan menaruhnya didalam tasku. Semua orang pergi dari sana meninggalknku sendiri seperti orang bodoh dengan tampangku yang sangat buruk. Aku menangis, ini menyakitkan. Aku tidak tahu aku akan mengalami hal seperti ini. Aku tidak pernah menulis hal ini dalam catatan kuliahku, aku tidak pernah merencanakan hal ini. Mommy benar harusnya aku tidak pernah keluar dari rumah, dunia begitu amat kejam.

"Samu, kami minta maaf" seru Leo dan Melanie datang mendatangiku dengan payung yang mereka pegang,

Aku mengangguk dan membiarkan mereka membantuku untuk berdiri. Harusnya aku mendengarkan kode mereka tadi jadi semua ini tidak akan terjadi.

"Semuanya sudah berakhir, tidak perlu berurusan dengannya lagi" seru Melanie,

"Kau masih ada kami okey, kami akan selalu berada disampingmu Samu" lanjut Leon,

Aku hanya mengangguk berterima kasih atas kehadiran kedua sahabatku. Hujan disana sangat deras tapi aneh, aku melihat seseorang diujung sana. Berdiri ditengah hujan, tapi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Siapa itu ?" tanyaku,

"Aku tidak tahu, tapi dia berjalan kearah kita" seru Melanie,

Pria itu terus berjalan melewati hujan menuju ketempat kami berdiri. Aku terus memerhatikannya yang semakin mendekat, dibawah hujan yang semakin deras.

"Ge... Gerald ?" tanyaku saat akhirnya aku bisa melihat wajahnya dengan jelas,

Itu Gerald. Dia berdiri tegap dihadapan kami sekarang. Dengan keadaan basah, dia benar benar basah dari ujung rambut hingga sepatunya. Apa yang dia lakukan disini ?

--- to be continued ---

haiii welcome back di cerita baru aku 🔥 mudahan kalian bisa suka dan enjoy sama cerita baru aku dan kedepannya cerita ini bisa ngebuat kalian jatuh cinta lebih dan lebih lagi 😍 jangan lupa vote dan komen yahh so i can update lebih cepet dari sebelumnya xoxo see you soon ❤️

Secret Love [BoyxBoy]Where stories live. Discover now