15.

13.4K 1.4K 153
                                    

Disaat aku mengatakan kepada Daniel untuk menjauh dariku, untuk berhenti menganggu hidupku, dia benar benar melakukannya. Sudah beberapa hari setelah kejadian kemarin, aku bahkan jarang bertemu dengannya. Ia jarang kembali kekamar, kalaupun iya, dia tidak pernah melihatku, dan itu sangat cepat. Kupikir kali ini dia menepati janjinya, untuk menjauhi dan berhenti mengangguku. Aku tidak berekspetasi seperti ini, tapi bukan hanya Daniel, tapi the rest of his club. Mereka semua benar benar berhenti mengangguku. Bahkan tidak ada lagi salah satu dari mereka yang menyenggolku disetiap kali kami berpapasan. Mereka benar benar berhenti mengangguku.

Ini menyenangkan. Jauh dari mereka semua, dan tidak ada yang perlu kutakuti lagi. Setidaknya salah satu bebanku sudah berkurang, walau aku tahu, rasanya aneh. Terutama oleh Daniel. Rasanya aneh tidak mendengar teriakan, atau hanya sekedar medengar kata kata bodoh yang keluar dari mulutnya. Tapi ini semua adalah keinginan yang aku selalu minta bukan ? aku harus sadar akan itu. Ini adalah jalan keluar yang telah diberikan, dan aku tidak akan menyia-nyiakan itu semua hanya karna perasaan anehku terhadapnya.

Okey aku harus berhenti membicarakannya, aku harus fokus untuk besok. Sore itu aku harus mengikuti latihan terakhirku bersama teman teman Club musikku karna esok adalah hari dimana pertandingan yang kutunggu-tunggu dimulai. Seperti yang kulakukan, memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut Gerald. See ? bahkan setiap aku melihat Gerald rasanya semua bebanku hilang begitu saja, aku benar benar hanya terfokus kepada dirinya seorang.

"Samuel.."

bahkan terkadang aku sering membayangkan jika ia kerap memanggilku seperti ini,

"Samuel..."

"Samu !"

"Ah iya....." seruku ! sial, ternyata dia benar-benar memanggilku,

"Fokus, okey. We have a big day tomorrow" serunya,

Aku hanya mengangguk, betapa bodohnya aku hingga Gerald harus menegurku seperti itu. Gerald benar, aku harus fokus, besok adalah hari dimana semua kerja keras kami akan terbayarkan, i wish. Entah apa hasil yang akan kami dapat esok, tapi aku benar benar memohon kali ini agar kami bisa menang, agar Gerald, bisa bangga denganku. Setidaknya aku tidak mengecewakannya.

"Maaf tadi aku menegurmu" seru Gerald disaat kami selesai berlatih,

"Nah, that's fine. Aku hanya tidak fokus tadi, maaf" jawabku,

"So, kau sudah siap besok ?" tanyanya lagi,

"I hope, aku hanya tidak ingin kau kecewa, maksudku 'kami' tidak ingin membuatmu kecewa" balasku, entah apa yang ada dipikiranku hingga aku mengatakan hal tersebut kepada Gerald,

"kalian tidak akan mungkin mengecewakanku, pulanglah kau harus istirahat yang banyak malam ini" jawab Gerald,

Aku mengangguk lalu mengambil tasku dan beralih untuk pulang. "hey Samuel," panggil Gerald. Aku berbalik melihat kearahnya,

"Kau tidak mengecewakanku, tenanglah" jawabnya,

Aku tersenyum mendengar kata-katanya barusan. Setidaknya ada suatu hal yang membuatku tidak perlu begitu khawatir untuk memikirkan hari esok.

Keesokan harinya, aku sudah terbangun tepat pukul 8 pagi, acara akan dimulai jam 10 nanti jadi aku masih punya beberapa jam untuk bersiap-siap lalu menuju ke Aula kampus. Tidak ada Daniel disini, jika kau menanyakan hal itu. Semalam saat aku pulang setelah latihan, Daniel juga tidak ada dikamar, entah ini sudah hari keberapa Daniel tidak pernah kembali kekamar, padahal aku yang mengatakan kepadanya jika aku yang akan keluar, hmm dasar pria bodoh.

Aku bersiap-siap dengan pakaianku yang sudah menjadi Seragam Club Musik dari tahun tahun sebelumnya. Sepasang semi-jas berwarna biru navy dan kemeja putih khas didalamnya. Aku terlihat menganggumkan, aku akan memuji diriku saat ini. Telfonku berdering, Leo menelfonku.

Secret Love [BoyxBoy]Where stories live. Discover now