Part 9

1.2K 178 51
                                    

Misi Bapak ganteng mau lewat ehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misi Bapak ganteng mau lewat ehehe

Happy reading~

Kriiiiiiinggggg!

Benda itu kembali berbunyi, akhirnya Taehyung mengambil benda bulat itu di nakas setelah dari tadi ia mengabaikannya. Matanya masih mengerjap beberapa kali sebelum bisa melihat jam weker di tangannya dengan jelas.

"Gawat! Sudah hampir setengah 7" jeritnya panik, ia langsung duduk dan membangunkan Sooyoung yang masih pulas disampingnya.

"Bangun, Soo, kalau gak mau telat ke sekolah"

Sooyoung menggeliat, ia mengucek matanya lalu berteriak setelah melihat jam dinding di kamarnya, "Aarrghhhhhh, aku kesiangan!" Ia segera melompat dari kasur ke kamar mandi, tapi sialnya ia lupa membawa handuk.

Taehyung sempat bengong melihat spontanitas istrinya, ia sampai lupa kalau ia juga harus segera mandi kalau tak ingin terlambat.

"Pak, ambilin handuk dong!" Seru Sooyoung dari dalam kamar mandi.

"Dimana?" Tanya Taehyung.

"Di lemari, yang warna biru muda terus yang gambarnya kelinci lagi ngitungin bintang. Kurang kerjaan banget ya tuh kelinci, apa orang yang bikin handuknya yang kurang kerjaan ya?" Celoteh Sooyoung pada dirinya sendiri.

Taehyung hanya tersenyum mendengar ocegan Sooyoung, sebenarnya yang kurang kerjaan tuh Sooyoung yang sempat-sempatnya memikirkan handuk padahal mereka sudah terlambat.

"Nih handuknya" Taehyung mengetuk pintu kamar mandi pelan, dan tak lama kemudian sebuah tangan mulus yang masih basah keluar meraih handuk yang ia sodorkan.

Taehyung menelan ludahnya, bahkan cuma melihat tangannya saja sudah membuatnya berfantasi yang tidak-tidak, pikirannya memang sudah gila!

---

Tiiiinnnnn!

Taehyung membunyikan klakson motornya ketika sampai di depan gerbang sekolah.

Pak Jisung tergopoh-gopoh segera membukakan pintu gerbang, "Tumben telat, Pak?" Tanyanya basa basi dengan senyum khasnya.

"Iya, Pak. Tadi bangun kesiangan soalnya ada kelinci yang ngitungin bintang" jawab Taehyung sekenanya lalu terus melajukan motornya ke parkiran, sementara Sooyoung yang diturunkan didepan gang harus susah payah berlari menuju sekolahnya.

"Stop, Pak Jisung!" Teriak Sooyoung yang baru datang dengan napas ngos-ngosan.

"Telat lagi, Neng? Sekarang alasannya apa?" Pak Jisung sudah memasang tampang sangarnya.

"Anu, Pak" Sooyoung masih berusaha mengatur napasnya, "Aku ngeliat ada kelinci lagi ngitungin bintang, makanya bangun kesiangan, Pak"

"Yang bener, Neng?" Pak Jisung keheranan, sepertinya alasan Sooyoung itu sama dengan seseorang, tapi ia sudah lupa siapa.

"Bener, Pak. Suerr!" Sooyoung mengangkat tangannya membentuk huruf V, "Aku masuk dulu ya, Pak. Pak Jisung baik deh!" Serunya sambil berlari menerobos gebang yang setengah terbuka.

"Anak yang aneh, gimana kalau nanti sudah punya suami, ya?" Pak Jisung menerka-nerka jawabannya di pikirannya sendiri.

-

Sooyoung berlari menuju kelasnya, hampir saja ia menabrak seseorang di depannya kalau ia tak buru-buru mengerem larinya.

"Kok kamu bisa masuk?" Tanya orang itu yang ternyata adalah Taehyung, "kamu nyogok Pak Jisung, ya?"

"Enak aja, aku masuk dengan cara jujur dan adil kok" bantahnya.

"Ya udah. Sana masuk, untung jam pelajaran pertama itu pelajaranku" Taehyung tak ingin berdebat lagi mengingat bel sudah berbunyi sejak tadi, ia membiarkan Sooyoung masuk lebih dulu baru ia menyusul.

"Soo, lo kebiasan banget sih telat melulu! Untung Pak Taehyung belum masuk, jadi lo gak kena hukuman" sembur Jennie begitu Sooyoung mendaratkan bokongnya di kursi sebelahnya dengan mulus.

Sooyoung cuma nyengir mendengar perkataan Jennie. Jelas aja Pak Taehyung belum dateng, dia juga kan bangun kesiangan. Batinnya.

"Selamat pagi, maaf saya agak terlambat. Semalam saya menyelesaikan tugas kuliah saya sampai malam, harap maklum" ucapnya sambil tersenyum semanis mungkin dan mengerling ke arah Sooyoung yang mencibir mendengar alasannya.

"Bohong banget" dengusnya lirih.

"Apa, Soo? Lo ngomong apa barusan?" Tanya Jennie.

"Emang barusan aku ngomong apa ya? Udah lupa" ucapnya sambil terkekeh.

"Dasar lo ini masih muda udah pikun!" Ledek Jennie, lalu tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Soo, ntar pulang sekolah kita jalan yuk. Gue mau ngajak lo ke cafe cokelat yang baru buka di ujung jalan sana" bisiknya pelan.

"Wah, cafe cokelat! Aku mau banget, Jen!" Saking senangnya ia sampai berbicara cukup keras sehingga sukses mendapatkan tatapan tajam dari Taehyung.

"Kita sedang belajar, Sooyoung. Tolong jangan berisik!" Bentaknya keras membuat gadis itu langsung tertunduk.

"Maaf, aku gak bisa, Jen. Aku mau langsung pulang" bisik Sooyoung serendah mungkin, ia teringat perjanjiannya dengan Taehyung.

"Ya udah, lain kali aja kalo gitu" Jennie balas berbisik menyembunyikan kekecewaannya. Lalu mereka pun diam ketika Taehyung berdehem keras dan melotot ke arah mereka.

"Sooyoung, Jennie, pulang sekolah bersihkan toilet sampai bersih! Saya tidak mau menerima alasan apapun" kata Taehyung tegas, membuat kedua gadis itu hanya bisa mengangguk pasrah.

--

Sooyoung melangkah ke parkiran dengan gontai, tapi ia  kecewa karena motor gedenya Taehyung sudah tidak ada disana.

"Dasar gak bertanggung jawab, katanya pulang sekolah sama-sama. Tapi malah dia yang pulang duluan, udah main hukum seenaknya lagi. Harusnya tadi aku pulang bareng Jennie aja" sungutnya kesal sambil menendang-nendang kerikil di depannya.

"Kok mukanya kusut gitu, Neng?" Tanya Pak Jisung, ia sudah berisap menutup gerbang karena hari sudah hampir petang.

"Abis dihukum sama hittler, Pak" jawabnya asal sambil nyengir.

"Emang guru di sini ada yang namanya hittler, Neng? Kok Bapak gak kenal ya?" Pak Jisung berusaha mengingat-ingat.

"Ada, Pak. Yang suka pake motor gede itu loh!" Sooyoung menjelaskan.

"Oh, itu sih namanya Pak Taehyung. Emang Pak Taehyung udah ganti nama ya? Kalau gitu harus dikasih selamat dong" oceh Pak Jisung.

Sooyoung cuma terkekeh mendengar ocehan satpam sekolahnya itu, lalu kembali berjalan sambil menunggu angkutan umum yang lewat.

"Toiletnya udah bersih, Soo?" Tanya seorang pria di atas motor gedenya, Taehyung.

Sooyoung manyun, tak menggubris ucapan Taehyung dan terus berjalan. Meskipun dalam hatinya ia senang karena Taehyung masih menunggunya.

"Ayo cepet naik, bentar lagi malem" suruh Taehyung sambil menyodorkan helm kepadanya, tanpa menunggu lama Sooyoung sudah berada di boncengan Taehyung.

"Kamu bau banget, duduknya jauhan dikit. Nanti baju aku ikutan bau lagi" keluh Taehyung.

"Biarin, siapa suruh ngehukum yang berat-berat. Nih rasain bau yang menyengat, dasar hittler!" Sooyoung memeluk pinggang Taehyung erat, sementara itu Taehyung malah senyum-senyum sendiri karena taktiknya berhasil untuk membuat Sooyoung memeluknya.

Bersambung...

Temen-temen onlinekuuu stay safe ya!
Jangan lupa jaga kesehatan dan yang paling penting rajin-rajin cuci tangan!
Okay!

Guru Tampan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang