Part 15

1.2K 158 25
                                    

Lagi pada ngapain kalian?
Udah pada tidur apa masih seger nih? Wkwk

Happy reading~

"Soo, lo udah sembuh?" Tanya Jennie khawatir sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Udah kok, Jen. Gak usah khawatir," jawab Sooyoung sambil tersenyum.

Jennie memegang tangan dan wajah Sooyoung seperti mencari sesuatu.

"Ada apa?"

"Aneh, Kak Jimin bilang lo sakit cacar makanya gue gak boleh jengukin lo. Tapi kok gak ada bekasnya ya?" Jennie menyerngitkan keningnya.

"Eh, iya. Kemarin-kemarin ada bekasnya tapi sekarang udah hilang soalnya aku pergi ke dokter kulit," dusta Sooyoung gugup.

"Hmm, hebat banget ya tuh dokter bisa langsung hilang gitu. Tapi Pak Taehyung juga gak masuk loh pas lo sakit. Apa dia juga sakit ya?" Jennie bertanya-tanya.

"Bisa jadi. Sekarang kan emang lagi musim banjir, jadi banyak penyakit," kata Sooyoung asal.

"Iya juga ya, tapi kok bisa barengan gitu ya sama lo sakit sama sembuhnya?" Selidik Jennie curiga.

Sooyoung tidak menanggapi ucapan Jennie karena saat itu Jungkook sedang menuju ke arah mereka.

"Hai, Jungkook," sapa Sooyoung dengan senyum manisnya.

Tapi Jungkook hanya melirik sekilas dengan tatapan sulit diartikan, lalu berjalan melewati mereka tanpa membalas sapaannya.

"Kenapa lagi tuh orang? Baru juga baikan masa ngajak musuhan lagi?" Gumam Sooyoung.

"Jungkook tuh cemas banget pas lo gak ada, kayaknya dia suka sama lo deh" Kata Jennie.

"Masa sih? Jungkook si jutek kayak gitu bisa cemas juga?" Tanya Sooyoung gak percaya.

Jennie cuma mengendikkan bahunya sambil berkata, "harusnya lo liat tampangnya pas lo gak ada. Ngenes banget, kayak gak punya semangat hidup tau!"

----

"Disini tempatnya?" Tanya Sooyoung kaget ketika mereka tiba di Cafe Cokelat.

"Iya, tuh mobil Jimin," kata Taehyung lalu mengambil posisi parkir di sebelahnya.

Sooyoung ragu-ragu untuk masuk ke dalam, ia tidak suka melihat Naeun, pemilik Cafe ini dekat dengan Taehyung.

"Ayo, Sayang," Taehyung meraih lengan Sooyoung dan berjalan masuk, dilihatnya Jimin juga Seulgi sudah mendapat meja di pojok cafe.

"Lama banget sih?" Tegur Jimin, ia langsung memesan makanan untuk mereka. Sepertinya ia sudah kelaparan karena lama menunggu.

"Hai, Soo. Kamu cantik banget malam ini," puji Seulgi, ia juga kelihatan cantik dengan gaun putihnya.

"Makasih, Kak Seulgi. Kakak juga cantik banget," balas Sooyoung malu-malu. Taehyung melirik ke arah Sooyoung, gadisnya memang terlihat cantik dengan gaun pink pucatnya. Gaun itu sangat anggun dan pas di tubuhnya, membuatnya terlihat seperti bidadari. Tanpa sadar ia merangkul pinggang Sooyoung sebagai tanda kepemilikan.

"Lepasin tanganmu, Kak. Ini di tempat umum," Sooyoung merasa risih, ia menggeser posisi duduknya agak sedikit menjauh sehingga Taehyung melepaskan rangkulannya.

Mereka makan sambil membicarakan konsep pernikahan Jimin dan Seulgi, perdebatan sering terjadi antara Jimin dan Taehyung, sementara Sooyoung dan Seulgi lebih memilih diam.

"Hai, ramai sekali. Boleh aku bergabung?" Seru sebuah suara yang sangat lembut.

"Naeun? Ini beneran kamu?" Tanya Seulgi kaget, Sooyoung sendiri hanya ternganga. Kenapa seolah semua orang mengenal Naeun? Batinnya kesal.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Taehyung.

"Loh, kamu kenal juga, Tae?" Seulgi balik bertanya.

"Taehyung itu temen kuliahku dulu, dan Seulgi adalah tetanggaku waktu aku masih tinggal di rumah lama," Naeun menjelaskan dan mereka semua terkekeh, betapa dunia memang sempit.

Bagus, sekarang acara reuninya makin rame. Hatinya memanas, apalagi ketika Naeun memilih duduk di sebelah Taehyung.

"Jadi kalian lagi bicara soal apa? Kelihatannya seru banget, boleh aku tau?" Tanya Naeun.

"Ah, aku sampe lupa, kami lagi bahas soal pernikahan. Ini calon suamiku, Jimin." Kata Seulgi.

"Wah, selamat ya, Seul. Apa aku di undang?"

"Tentu saja, kami pasti mengundangmu. Apalagi kamu sabahat dari calon istriku," jawab Jimin ramah.

"Oke, sekarang Kakakku ikut-ikutan baik padanya," gerutu Sooyoung.

"Kamu bicara sesuatu, Soo?" Tanya Taehyung.

"Ah, enggak. Aku gak bicara apa-apa," bantah Sooyoung.

"Kalau gak salah, kamu muridnya Taehyung yang waktu itu datang ke sini kan? Tapi langsung kabur entah kemana," tanya Naeun pada Sooyoung, nadanya seolah meremehkan.

"Dia itu Adikku," kata Jimin tegas.

"Wah, ternyata dia Adikmu. Pantas saja, Kakaknya tampan, Adiknya juga cantik," puji Naeun

"Dasar penjilat!" Dengus Sooyoung lirih.

"Lalu kamu, kapan akan menikah?" Tanya Naeun sambil memandangi Taehyung dengan tatapan menggoda, tapi Taehyung tak peduli malah menajwab dengan enteng.

"Aku sudah menikah," ucapnya sambil menunjukkan cincin di jari manisnya, Naeun sedikit terkejut tapi segera tersenyum hambar.

"Kalau begitu selamat ya," ucapnya datar.

Setelah puas mengobrol, mereka segera pulang tapi Sooyoung kaget ketika tiba-tiba Seulgi menarik tangannya.

"Ada yang ingin aku bicarakan dengamu. Kayaknya Naeun tertarik dengan Taehyung, Aku kenal dia sejak kecil, dia gak akan berhenti sebelum dapetin apa yang dia mau. Jadi kamu harus jaga Suamimu dengan baik. Aku juga sudah tahu masalahmu dari Jimin, sebaiknya kamu segera memberikannya pada suamimu. Karna itulah kewajiban seorang istri, kamu gak mau suamimu berpaling pada wanita lain, kan?"

Nasihat Seulgi panjang lebar dengan berbisik, Sooyoung hanya mengangguk lalu menggumamkan terima kasih.

Semua yang dikatakan Seulgi memang benar, kenapa dia tak berpikir ke arah sana? Bagaimanapu  dia tak mau Taehyung berpaling darinya.

Sooyoung menguatkan hatinya, ia harus bisa melakukannya. Toh selama ini Taehyung sudah banyak berkorban untuknya.

Bersambung...

Hehe//

Cerita ini gak ada sangkut pautnya sama covid-19 ya guys... :")))

Ohiya aku open twitter🎉
Yang mau follow silahkan..

@raraavee

Jangan sungkan juga buat dm aku, ntah mau cerita, ngajak ribut (?) atau sekedar nge'p doang, gapapa :') hehe ga deng canda..

See you next chapter♥

Guru Tampan ✔Where stories live. Discover now