6

4.2K 305 8
                                    

Devina pov

"Maaf ya, Dev. Hari ini aku ada urusan. Kita tidak bisa pulang bareng." ucap Amira dengan wajah sok sedih.

Memuakkan...

"Iya, tidak masalah." jawabku.

Rupanya si Amira ini sedang dekat dengan kakak kelas. Entahlah aku tidak peduli.
Targetku selanjutnya Rachel, sudah kusiapkan segala-nya dengan matang.

Aku mengganti seragam dengan kaos warna biru muda dan jeans hitam.
Lagipula jika aku memakai pakaian serba misterius akan menambah kecurigaan.

Ya meskipun area yang akan kugunakan eksekusi nanti sudah kuretas semua cctv-nya. Tapi untuk jaga-jaga.

"Eh! Kok ganti baju? Mau kemana emang?" tiba tiba Andre mencekal tanganku saat aku baru keluar toilet.

"Apa?"

"Kamu mau kemana?"

"Pulang lah. Kemana lagi emang?" heranku.

"Kuantar mau?"

"Nggak perlu."

"Nggak papa, ayo kuantar."

"Aku nggak bisa, maaf, ada urusan."

Dasar keras kepala...

Rachel ini anak kos. Otomatis kos-nya ramai pasti.
Jadi aku mengirim pesan padanya untuk bertemu. Dia sempat menolak, tapi aku berhasil meyakinkanya juga.

"Ada apa?"

Akhirnya dia datang setelah aku menunggu cukup lama.

"Tadi Amira menyuruhku menjemputmu. Dia ingin bertemu denganmu." jawabku dengan senyum palsu.

Dia menjawab ketus,
"Masa sih? Kenapa dia tidak datang sendiri saja?"

"Ya aku tidak tau." jawabku pura-pura polos.

Akhirnya dia mengikuti jalanku.
Aku tidak menggunakan mobil kali ini. Resikonya besar. Apalagi jika ada yang melihat plat nomor ku.

"Kenapa malah ke hutan-hutan sih?! Kau yakin rumahnya disini!" bentaknya membuatku muak.

Ini memang sudah memasuki hutan lindung. Dia kan anak baru di daerah ini, mana paham jika ini hutan berbahaya.

"Iya, khawatir banget kamu. Aku nggak bakal nyulik kamu kok." jawabku.

Karena aku akan mengantarmu ke neraka...

"Oke." jawabnya melembut.

"Argh!!" aku berpura pura jatuh.

Dia menghampiri dengan wajah khawatir. Polos sekali calon korbanku ini.

"Ada apa? Kau terluka?"

Aku berpura-pura mengangguk lemah. Dan saat ia sedang sibuk melihat bagian mana lukaku.

Kujerat lehernya dengan tali. Ia mengejang beberapa saat. Matanya melotot kaget.

"Kasian banget kamu. Hidupnya pendek sekali haha." ucapku.

Tubuhnya mulai melemah.
Oh cepat sekali.
Oke sebelum ada yang curiga, aku menggantung tali tadi ke pohon dihutan.

Aku mengenakan sarung tangan yang kuyakin tidak ada sidik jari. Aku juga melempar daging ayam mentah disamping tubuh Rachel.
Sebentar lagi pasti anjing liar atau hewan buas memakanya. Selesai.

***

Cerita ini berdasarkan imajinasi liar saya:v

JANGAN DITIRU
PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS APAPUN YANG TERJADI.

Sweet Psycho[END]Where stories live. Discover now