Extra Part.

4.1K 242 4
                                    

Author pov

"Bagaimana sidangmu hari ini kak?" tanya Devina.

Marisa meregangkan otot wajah,
"Biasa saja. Aku kan pandai memanipulasi."

"Lalu hukuman apa yang diberikan kepada si Ken?"

"Hukuman seumur hidup. Atas tuduhan pembuhan Farel dan Sarah. Juga peculikan aku."

"Mantap sekali."

"Masak apa kamu?" Marisa mendekati Devina.

"Sayur sop daging." jawab Devina.

"Daging manusia?" ejek Marisa.

"Mana bisa, aku tidak doyan daging manusia." Devina menyajikan sup itu.

Tok tok tok!

"Biar aku yang buka." Marisa menuju pintu depan.

Tampak Andre dan Liam berdiri disana.

"Andre! Aku kangen loh sama kamu, kamu nggak kangen sama aku?" tiba-tiba Devina datang dan memeluk Andre.

"Aku lebih kangen tau.."

"Eh, dia siapa?" tanya Devina menunjuk Liam.

"Kenalin, adik manis, aku William. Pacar Marisa." Liam mengulurkan tangan.

Devina membalasnya,
"Oh ya? Apa kau suka main pisau juga?"

"Aku ahlinya." Liam menyeringai.

"Bagaimana jika kita bertarung saja, kakak ipar?" Devina ikut menyeringai.

"Sudah sudah. Main pisau-nya kapan-kapan saja." Marisa melerai.

Mereka semua dudum diruang tamu.

"Sejak kapan kau berpacaran dengan si pucat ini?" tanya Devina.

"Liam memang berkulit pucat, tapi dia sama seperti kita." jawab Marisa.

"Sama apa?"

"Sama sama suka pisau."

"Sudah yaa kakak Marisa yang cantik, jangan bahas pisau melulu. Kasihan, pacarku ini normal." Devina memeluk lengan Andre.

"Benarkah?"

"Terserah." malas Devina.

Marisa tersenyum,
"Oh ya, sebetulnya aku pulang kemari karena mau mengundang kalian ke acara pernikahanku dengan Liam. Tapi, kebetulan sekali adikku juga sedang mencari korban. Jadi kubantu saja."

"Aku dan pacarku pasti akan ke pesta kalian. Tunggu kami." sahut Devina mengajak Andre ke halaman belakang.

Mereka duduk disebuah ayunan tua.

"Kamu jahat banget sayang, masa Ken yang kamu limpahkan kesalahan." Andre terkekeh.

"Itu takdir.. Aku tidak merencanakanya.. Itu terjadi begitu saja.." jawab Devina.

"Iya yang penting kamu bahagia."

"Aku selalu bahagia kalo ada kamu."

"Aku lebih bahagia kalo kita menikah."

"Kamu serius? Mau nikah sama cewek gila kayak aku?"

Andre sedikit tidak nyaman saat Devina merendahkan diri,
"Kamu nggak gila sayang. Kamu waras, oke? Stop ngerendahin diri."

"Iya aku juga sayang kamu."

"Aku lebih sayang kamu."

"Kapan kita buat anak?" tanya Andre.

"Oh gitu ya? Udah berani berpikir mesum! Aku gak suka cowok mesum loh Andre.." ujar Devina.

"Becanda sayang, becanda.."

***

Udah tamat ya ini, jangan nagih-nagih melulu kayak rentenir😌

Beberapa fakta yang mungkin kalian pertanyakan :
•nama aslinya bibi dan paman itu Ronald dan Maura.

Devina dan Marisa sama sama psiko, tapi yang berani bunuh orang cuma Devina.

•Andre yang selama ini melindungi agar Devina tidak meninggalkan barang bukti.

Udah gitu aja. See you!

Sweet Psycho[END]Where stories live. Discover now