8

3.9K 288 2
                                    

Author pov
Seorang detektif dengan beberapa polisi sibuk memeriksa 5 mayat yang tergeletak dijalanan. Banyak warga berkerumun melihat disekitar garis polisi.

"Bagaimana, apa yang kau temukan?" tanya seorang laki-laki dengan jaket kulit coklat.

Detektif itu mengangguk,
"Masing masing mayat terdapat luka tusukan acak antara tangan dan perut. Terdapat juga pukulan benda tumpul pada masing masing kepala karena ada lebam."

"Apa ada barang bukti?"

"Aku belum menemukanya, kurasa tidak ada sidik jari. Entahlah aku harus memeriksanya lagi."

"Oke baiklah."

"Sudah hubungi keluarga korban?"

"Mereka tidak punya keluarga atau sanak saudara. Kemunginan mereka anak jalanan."

"Aku harus pergi. Aku bisa terlambat dan identitasku akan terbongkar. Aku duluan." detektif itu menepuk bahu polisi didepanya.

Si polisi terkekeh dan menggeleng pelan.

~~

Devina sedang dihukum berlari memutari lapangan dan harus berteriak 'Aku janji akan belajar.'

"Huft! Guru sialan, awas saja." gerutu Devina disela sela larinya.

Lapangan memang sepi, karena pelajaran sudah dimulai.
Guru IPA bernama bu Wahyu itu dengan tenang melihat Devina lari mengelilingi lapangan.

"Buat masalah lagi dia?" tanya Ken melihat Devina dari lantai 2.

"Ya begitulah. Dia kan suka buat onar. Tapi dia ketua kelas. Aneh bukan?" balas Rima, yang berdiri disamping Ken.

Ken mengangguk,
"Sangat aneh."

"Apa kau tau sesuatu tentang dia?" lanjut Ken.

Rima menoleh,
"Maksud mu apa?"

"Apa kau tau asal-usul nya? Apakah ia broken home? Dan dengan siapa dia tinggal?" tany Ken beruntun.

Rima tertawa pelan,
"Mana kutahu. Kalau mau tau tanya saja pada Andre, anggota Osis. Dia dikabarkan dekat dengan Devina."

"Oh benarkah? Oke kalau begitu."

"Kau tampak tertarik dengan gadis itu. Kau menyukai-nya ya?" tebak Rima.

Ken menggeleng,
"Mana mungkin. Aku tidak menyukai siapapun."

"Iya deh terserah kau saja. Aku ke kelas duluan."

"Oke." balas Ken.

Kemudian laku-laki itu membuka ponsel dan menelpon seseorang.

"Hallo" sapa Ken

"...."

"Aku mungkin akan berkunjung dikantormu pulang sekolah nanti."

"......"

"Iya, mungkin aku akan dapat beberapa informasi tentang target."

Sweet Psycho[END]Where stories live. Discover now