10

3.7K 277 6
                                    

Author Pov

Ken mencoba menenangkan diri di depan Ardi, kakak sekaligus rekan kerjanya. Ardi adalah Polisi.

"Semengerikan apa sih dia? Cewek kan dia ini?" heran Ardi.

Ken menggeleng,
"Dia... Iblis"

"Kau mungkin hanya paranoid dan menuduhnya yang tidak-tidak. Lagipula jika kau merasa tak aman, cari kasus lain saja." saran Ardi.

Ken menggeleng, dan mulai menangis kecil,
"Ini ada hubunganya dengan kematian Sarah..."

Ardi membuang napas gusar,
"Pasti sangat berat untukmu. Kita selidiki kasus ini bersama-sama."

Ken mengangguk lemah.

~~

Hari minggu dijalani Devina berkeliling komplek dengan berjalan kaki sendirian. Tak lupa ia membawa kuaci dan air mineral.

"Sudah seperti orang normal belum ya?" tanya Devina terkikik pada dirinya sendiri.

Dan telponya berbunyi. Dari Amira, sahabatnya.

"Ada apa sahabatku?" ucap Devina mengangkat telfon itu.

".........."

"Yang benar? Rachel yang waktu itu, mati? Aku turut sedih." jawab Devina dengan nada sedih, namun bibirnya menyeringai.

"........"

"Ya, aku akan kesana besok."

Devina menyimpan ponsel itu. Senyum licik jelas terukir diwajahnya.

"Oh aku bahagia sekali."

"Oke, besok harus pakai topeng lagi." ucapnya berjalan pulang.

Tapi ditengah jalan ia bertemu Andre.

"Devina, kamu disini?" tanya Andre.

"Iya nih, jalan jalan ngilangin bosan." jawab Devina.

"Udah denger kabar soal Rachel belum?"

"Udah, kasian banget..."

"Iya, kasihan memang. Umurnya sangat pendek." sahut Andre.

"Besok aku akan menghadiri pemakamannya."

Andre menjawab cepat,
"Aku juga. Bagaimana jika kita pergi bareng?"

Devina mengangguk,
"Boleh."

~~

Rachel sudah disemayamkan. Hanya keluarga besar dan sahabat dekat yang datang.

Devina, Andre, dan Amira duduk berjejer dirumah bercat serba putih berdesain minimalis. Rumah Amira.

"Apa mayatnya diotopsi?" tanya Devina.

Amira menggeleng,
"Keluarganya terguncang atas kematian tak wajarnya. Dan malu tentu saja, mereka tidak mengijinkan mayat Rachel diotopsi."

Andre menimpali,
"Memang parah sekali ya?"

Devina menyikut perut Andre,
"Jangan tanyakan itu, Andre.."

"Iya.. Iya... Maaf.."

***

Hayo itu Sarah siapa yang dimaksud Ken?



Sweet Psycho[END]Where stories live. Discover now