AACB-15

6.2K 318 35
                                    

Wahhh sudah part 15 aja. Nggak kerasa, hehe. Jangan bosan yaaa sama Dzakira, apalagi sama banana yang menye-menye. Eh, maaf khilaf:)

Ke depannya akan ada target terus biar banana nggak malas update. Maafkan yaaa bukan buat apa, cuma buat membakar diri aja kok. Kalau gak sampai target, banana usahain update juga buat menghargai usaha kalian.

Selamat membaca🌹

🐳🐳🐳

Aku memang egois. Mencintaimu dan dirinya tanpa bisa melepaskan salah satunya. Namun aku sadar bahwa salah satu cinta itu hanyalah karena nafsu belaka.

—Azka Maulana Fadhil—

🌹🌹🌹

"Iya."

Bagai tersayat belati tumpul di dalam hatinya. Begitu sakit dan menyiksa. Perempuan yang sudah dia ketahui masalahnya, ternyata kekasih dari suaminya. Sakit, tapi tidak berdarah. Ternyata seperti inilah rasanya.

"Siapa, Ra, tamunya kok gak diajak masuk?" tanya Azka yang masih di belakang Dzakira. Lelaki itu belum menyadari siapa yang datang.

Dzakira memutar tubuhnya dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah suaminya. Apa keputusannya sudah tepat? Apa dia harus memilih mundur? Tapi ada rasa tidak rela jika suaminya menjadi milik perempuan itu.

Dzakira masuk ke kamar dan tak lupa mengunci pintunya. Dia menggigit kuat-kuat bibir bawahnya untuk meredam suara tangis yang mulai pecah.

"Aa, kenapa harus sesakit ini? Semua gak seperti yang Kira duga. Kira gak sanggup, A," isaknya.

Ponselnya tiba-tiba berdering menandakan ada seseorang yang meneleponnya. Dzakira mendekati meja rias sembari mengusap likuid yang masih membasahi pipi.

"A Rangga?" gumamnya.

Dzakira menggeser tombol hijau tersebut kemudian terdengar nada hubung di seberang.

"Assalamualaikum!" sapa Rangga.

Dzakira menjauhkan gawainya lalu berdeham untuk menetralkan suaranya. "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa ya, A?" balas Kira setelah meletakkan kembali ponselnya dengan benar.

"Suamimu ke mana? Saya telepon sejak tadi tidak diangkat."

"Ada, A, lagi terima tamu kayanya."

"Kok kayanya? Emang kamu gak di rumah? Masih pagi gini juga."

"Emm, Kira di rumah kok, A. Iya emang lagi ada tamu, kok."

"Hm? Masih inget gak kalau kamu itu sebenarnya gak ada bakat buat sembunyiin sesuatu. Ngomong, gih."

Dzakira mengembuskan napasnya pasrah. "Iya ada tamu kok, A, awalnya aku ngira cari aku soalnya aku kenal. Eh ternyata cari A Azka."

"Perempuan?"

"Iya atuh, A, Kira kan gak punya temen laki-laki."

"Keyla?"

"Ya ngapain juga Keyla ada butuh sama A Azka. Lagian dia juga bakal bilang dulu kalau mau main."

"Kamu punya temen baru? Setahu saya, teman kamu hanya Keyla."

"Iya, A, temen baru. Kenal di taman komplek perumahan Mama."

"Aneh. Emang siapa?"

"Bella."

Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang