AACB-23

5.7K 342 137
                                    

Ya Allah, maaf banana khilaf update lagi😖
Dua hari triple update berturut-turut.
Apa hanya saya author yang gila update?😭
Pokoknya harus ramai🐳

Selamat membaca🌹

😇😇😇

Manusia tempatnya salah, tapi Allah selalu memberi maaf. Jika ada manusia berbuat salah padamu, maafkanlah. Ingat, Allah Maha Pemaaf sedangkan kamu hanyalah manusia biasa.

—Ajarkan Aku Cara Bertahan—

🌸🌸🌸

Dzakira menunggu dengan jantung yang berdebar. Dia berharap dengan cemas, takut-takut kalau semuanya tidak berjalan dengan lancar. Hingga kata "sah" terucap bersamaan membuat hatinya merasa lega yang luar biasa.

"Alhamdulillah." Dzakira mengusap wajahnya. Setetes cairan bening merembes dari kelopak matanya.

Dengan dituntun Mutia, dia berjalan menuju ruang tamu yang berada di lantai bawah. Rangga memutar tubuhnya, senyumnya begitu manis semakin membuat jantung Dzakira berdebar.

Setelah duduk di sebelah Rangga, Dzakira berusaha untuk menerima uluran tangan Rangga yang sudah sah menjadi suaminya. Meski ini pernikahannya yang kedua, tetap saja Dzakira belum terbiasa bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. Lelaki itu meletakkan salah satu tangannya di atas ubun-ubun istrinya.

Azka yang melihat itu langsung teringat momen pernikahannya bersama Dzakira dulu. Rasa panas menjalari hatinya, mengapa dia tidak rela kalau Dzakira menikah dengan sahabatnya itu?

Tiga hari yang lalu.

Dzakira mengunjungi sebuah rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya dulu. Seperti biasa, dia datang untuk memberi ASI si kecil Rafa.

Sudah sebulan lebih lamanya dia menyusui Rafa. Sebenarnya ada yang mengganjal dalam hatinya. Hatinya merasa nyaman saat bersama bayi laki-laki itu. Bahkan semakin ke sini dia mendapati kalau mata bayi itu mirip dengan matanya, tapi bagaimana bisa? Dzakira menganggap itu hanya halusinasinya karena merindukan buah hatinya. Rasa nyaman itu juga mungkin datang karena Rafa menyusu darinya.

Saat Dzakira hendak pulang bersamaan dengan Azka yang baru saja kembali dari kantor. Laki-laki itu berhenti menjadi dosen dan memilih fokus mengurus perusahaan sang ayah.

"A!" panggilnya.

Azka mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa, Ra?"

Dzakira memilin ujung hijabnya karena grogi. Dia menyerahkan sebuah undangan dari dalam tasnya dengan gugup. "Em, hari Minggu besok kalau ada waktu datang ya, A," ucapnya.

Azka membaca undangan tersebut lalu tersenyum mengejek. "Nikah juga sama nih orang? Ya ya ya, yang namanya selingkuh mau kaya apa juga bakal tetep nikah meski udah gak ada penguatnya lagi," tukas Azka yang entah mengapa malah membuat hatinya sendiri yang sakit.

Dzakira diam. Dia tahu dia tidak salah, tapi bukankah lebih baik yang benar itu diam?

"Kira pamit pulang dulu, A. Assalamualaikum."

Usai kepulangan Dzakira, Azka membanting undangan itu sembari menggeram. Padahal dia berniat ingin meminta rujuk pada perempuan itu semenjak dia tahu bahwa anak yang dilahirkan Dzakira itu tidak selamat. Lihat saja, tubuhnya bahkan terlihat kurus daripada saat bersama Dzakira dulu. Istrinya itu benar-benar pemalas. Hobinya hanya belanja dan menghabiskan uang suami, tapi tidak becus mengurus rumah.

Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang