Chapter 12: Mark Lee

1.8K 318 46
                                    

Note: Y/N — Your Name

"Ini adikmu?", bisik Jaehyun padaku.

Mark terduduk santai di atas sofa.

Aku dan Jaehyun berdiri di hadapannya dengan kedua tangan terlipat di depan dada, memasang tampang serius seakan hendak mengadilinya.

Mark memindai seisi apartemen dengan penuh antusias, menanti salah satu diantara kami untuk memulai pembicaraan.

Kondisi di dalam kepalaku saat ini seperti 'kebakaran jenggot', mencari cara tentang apa yang harus kulakukan dalam menghadapi kedatangan adikku yang tidak terduga ini.

Di sisi lain, aku berusaha untuk tetap terlihat tenang.

"Orangtuaku bahkan tidak tahu jika housemate-ku adalah laki-laki dan mengapa harus anak ini... yang pertama kali tahu?!"

"Pasti dia akan mengadu!"

"Dulu aku makan coklat setelah sikat gigi di malam hari saja anak itu mengadu-"

"Apalagi ini? Pasti dia senang melihatku sengsara!", benakku, berprasangka buruk pada adikku sendiri.

"Bagaimana ini..."

Aku tertunduk lemas, memikirkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi ketika orangtuaku tahu hal ini.

Di cap sebagai 'anak bejat'?

Dicoret dari Kartu Keluarga?

Disekap selamanya di dalam rumah agar berita ini tidak menyebar ke tetangga?

Aku mengangkat kepalaku kembali dengan cepat, semua ini salah dia.

"Bagaimana kau bisa tahu alamat.. Ah- Bagaimana kau bisa ada disini?!", teriakku padanya.

Mark melengos ke arahku santai.

"Padahal aku sudah mengirimimu pesan, bahkan eomma mungkin juga sudah menelponmu beribu kali bahwa aku akan datang.", jawabnya enteng.

Aku tertegun.

Benar juga, aku terlalu asyik pergi dan minum-minum bersama Doyoung dan Yuta sehingga tidak memeriksa ponsel sama sekali sejak tadi.

Alhasil, rasa kesal tak hanya timbul untuk adikku, melainkan juga untuk diriku sendiri.

"Bodoh!"

"Kalau saja aku memeriksa ponselku sebelumnya, mungkin aku bisa mencegah Mark untuk datang kesini!", aku mengutuki diri sendiri.

"L-lalu mau apa kau datang kesini?!", tanyaku lagi.

Mark menghela nafas malas, "Haruskah aku mengulangi lagi isi pesan yang sudah kukirim padamu?"

Sudah lama aku tidak bertemu Mark, akhirnya aku ingat betapa menyebalkan dia sebenarnya.

"C-cepat jawab! Ponselku ada di tas, aku malas mengambilnya.", aku mengelak.

"Ya-ya, kurang lebih tiga minggu lagi aku akan masuk universitas."

"Entah aku terlalu bersemangat atau bagaimana-"

"-Tapi aku berpikir jika aku ingin datang ke Seoul sedikit lebih awal.", lanjut Mark kembali menyandarkan tubuhnya santai pada sofa.

"Hitung-hitung aku bisa belajar untuk mengenali kota ini.", tambahnya lagi dengan penuh semangat.

Aku terkejut, "Kau sudah masuk universitas?! Universitas mana?!", aku sendiri bahkan lupa soal ini.

Terlalu banyak hal lain yang memenuhi kepalaku alibi.

🏠LIVING TOGETHER: Jaehyun JungWhere stories live. Discover now