Chapter 13: Angel or Devil

1.8K 314 33
                                    

Note: Y/N  Your Name

Tak kusangka akan secepat ini.

"Rebut base-nya!"

"Peluruku habis!"

"Mundur! Mundur!"

"Hyung ada dimana?"

"Lihat peta! Kau ada supply box tidak?"

"Ada, ada!"

"Tunggu disana!"

Tatapan tajamku menelaah setiap tingkah laku mereka sejak tadi.

Aneh.

Mengapa Jaehyun tiba-tiba terlihat sangat ramah pada Mark hanya dalam semalam?

Meskipun ini adalah hal yang baik, entah bagaimana, aku masih tidak percaya pada kenyataan ini sepenuhnya.

Apa karena aku tidak pernah melihat Jaehyun yang seperti ini sebelumnya?

Taraf 'ramah' Jaehyun padaku dan Mark juga tidak bisa disamakan. Tentu saja ia lebih terlihat ramah pada Mark.

"Bahkan saat awal bertemu hingga detik ini, ia tak pernah se-ramah itu padaku.", benakku sembari menuang makanan yang baru selesai kumasak ke atas piring.

Tapi... untuk apa juga jika ia berpura-pura baik pada Mark?

Jaehyun selalu saja membuatku bertanya-tanya akan perubahan sikapnya yang sama sekali tak dapat kupahami.

Sebenarnya dia 'baik' atau 'jahat'?

"Sarapannya sudah siap.", teriakku dari dapur seraya melepas ikatan celemek dari tubuhku.

Tak lama, Mark dan Jaehyun datang beriringan lalu duduk berseberangan pada meja makan.

Dasar.

Mereka hanya mau mendengarkanku jika itu berkaitan dengan 'perut'.

Jaehyun dan Mark masih asyik berbincang satu sama lain selagi menungguku selesai meletakkan wajan bekas memasak ke wastafel dan ikut bergabung dengan mereka.

"Ternyata game-game rekomendasi hyung seru juga.", sorak Mark bersemangat pada Jaehyun.

"Sudah kubilang 'kan?", balas Jaehyun dengan sebuah senyuman bangga.

Mark melipat kedua tangannya di atas meja, "Iya! Kalau begitu aku akan beli game-"

"Ahk-", ringis Mark, aku memukul kepalanya pelan sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak ada yang namanya beli-beli game!", lirikkan tajam sukses kuberikan pada adikku.

"Memangnya kenapa?!", Mark kembali protes.

"Kau ini sudah besar-"

"Ah sudahlah, cepat makan!", tuntasku karena terlalu malas untuk mengawali hari dengan berdebat.

Jaehyun tidak mempedulikan bibit-bibit perdebatanku dengan Mark, terlalu fokus memandangi makanan yang tersaji di hadapannya padahal perdebatanku juga secara tidak langsung disebabkan olehnya.

Lagian memangnya aku mengizinkan dia untuk memakan makananku?

Percaya diri sekali.

Namun Jaehyun masih tak mengalihkan pandangan berbinar-binarnya dari makanan-makanan itu, mungkin ia sudah tidak sabar untuk menyantapnya.

Aku menghela nafas.

Baiklah, kali ini saja.

"Untuk hari ini, akan kubagi makananku untukmu.", bisikku pada Jaehyun saat aku berlalu di belakangnya untuk mengambil gelas pada rak sebelah tempat duduknya.

🏠LIVING TOGETHER: Jaehyun JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang