Chapter 16: Gerbera

1.3K 213 57
                                    

Note: Y/N — Your Name

Bola mataku masih bergerak cepat dari sisi kiri hingga kanan ruangan.

Masih giat mencari petunjuk mengenai tempat asing ini.

Selesai memindai seisi ruangan, aku kembali memfokuskan pandangan ke arah laki-laki dihadapanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai memindai seisi ruangan, aku kembali memfokuskan pandangan ke arah laki-laki dihadapanku.

"Kau sudah bangun?", refleksi dirinya terpantul dari cermin.

Tubuhku terperanjat, segera aku memalingkan wajahku ke samping.

"Me-mengapa ia... ti-tidak mengenakan pakaiannya...", isi kepalaku bertanya-tanya. Jantungku berdegup tak karuan.

Rambutnya basah, ia juga tengah memilih-milih baju.

"H-habis mandi?", tebakku, mencoba optimis.

Satu hal lagi yang kusadari, "T-tunggu, aku tidak mengenakan kaos ini semalam...", pikiran ini seketika menginterupsi.

Oh.

Setelah paham apa yang terjadi, aku kembali menoleh kearahnya lagi dengan mata yang telah membulat sejadi-jadinya.

Pertama, hanya ada kami berdua di ruangan ini.

Kedua, ruangan ini adalah kamar tidur.

Ketiga, ia tidak... menggunakan... pakaian.

Keempat, bagaimana bisa ia terlihat... SANGAT SANTAI!

Kelima, aku tidak mengenakan pakaianku sendiri —bekas semalam.

"K-KAU!!", secara spontan menyilangkan kedua tanganku di depan dada.

Aku melempar bantal ke arah Johnny yang masih belum bergeming dari tempatnya berdiri.

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?!", teriakku lalu kembali melempar segala barang yang dapat kujangkau dari tempat aku duduk.

Otak ini sedaritadi memutar beberapa scene yang kemungkinan terjadi antara aku dan laki-laki topless itu.

Apa lagi yang terjadi jika sepasang lawan jenis bermalam dalam satu ruangan bersama?!

"H-hey!", balas Johnny gagap sembari berusaha menangkis seluruh barang yang kulempar.

"Jangan teriak-teriak seperti itu!", ia mulai menunjukkan kepanikannya saat aku mulai berteriak.

"MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU TERIAK?!", ucapku menantangnya.

Johnny terlihat kelabakan namun memilih untuk mengumpulkan barang-barang yang berserakkan di lantai dibanding menutup mulutku.

"Ma-maafkan aku. Aku tidak bermaksud-", balasnya lagi, tangannya penuh dengan barang-barang yang kulempar.

"Berhenti bicara.", potongku dengan perasaan yang sudah bercampur aduk.

Dia pikir hanya dengan kata maaf dapat mengubah keadaan?

🏠LIVING TOGETHER: Jaehyun JungWhere stories live. Discover now