PB'02

1.3K 81 13
                                    

02-Mulai Akrab

(Versi baru)

🐳🐳🐳

Terkadang, orang yang sikap cueknya begitu tinggi, dialah orang yang sangat peduli pada kita.

_Perfect Brother_

🌹🌹🌹

Baru juga hari kedua bersekolah di sini, Zeena sudah menjadi pusat perhatian. Sejak semalam, ponselnya juga terus dipenuhi dengan pesan dari orang yang tidak dikenalnya. Rata-rata mereka adalah laki-laki. Hal itu membuat Rafa semakin mengawasinya dengan ketat.

Namun, tidak sedikit juga perempuan yang ingin berkenalan dengannya. Zeena senang bisa memiliki banyak teman di sekolah ini. Teman sekelasnya pun juga banyak yang suka dengannya.

Karena Zeena tidak berangkat bersama kakaknya, tidak ada yang menatapnya sinis. Namun, masih banyak juga yang memperhatikan dirinya dari jauh.

"Assalamualaikum."

Zeena memutar tubuhnya. Dia tersenyum saat Devan berdiri di belakangnya. "Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh," balasnya.

"Mau ke kelas bareng?"

Zeena mengangguk ringan. "Kan kita sekelas." Namun, tiba-tiba gadis itu terdiam seolah teringat sesuatu.

"Kenapa, Zeen?" tanya Devan.

Zeena tersenyum kikuk. "A … aku harus memberi bekal pada kakak. Kamu ke kelas aja dulu."

Devan tampak berpikir. "Mending gue nemenin lo, deh. Lo kan mau ketemu kakak lo terus kalau pas balik lo dibegal sama geng kemarin gimana?"

Ada benarnya juga apa yang dibilang Devan. Zeena hanya bisa mengangguk mengiyakan. "Maaf ya repotin."

"Gak kok."

Laki-laki bernama lengkap Devan Rais Arrasyid itu tersenyum. Dia berjalan tidak jauh di belakang Zeena. Sejak pertama kali melihat gadis berjilbab besar itu, Devan merasa ada bagian tubuhnya yang menghangat. Baginya, melihat Zeena sangatlah berbeda saat dirinya melihat perempuan lain.

"Assalamualaikum," ucap Zeena saat sudah berdiri di depan pintu kelas.

"Waalaikumussalam. Ada apa?" tanya seorang perempuan yang menghampiri mereka.

Zeena tersenyum kikuk. "Emm itu, Kak, saya mau cari Kak Rafa."

"Oh, bentar." Perempuan itu memutar tubuhnya. "Rafa, ada yang nyariin!" teriaknya membuat kedua orang itu meringis.

Tak lama kemudian muncullah Rafa yang dicari Zeena. "Kenapa, Zeena?" tanyanya.

Zeena mengulurkan kotak bekal yang dibawanya. "Ini bekalnya kakak. Berangkatnya pagi banget, sih, kan Zeena belum selesai masak."

Rafa terkekeh. Dia mengacak puncak kepala adiknya. "Makasih, Tuan Putri. Nanti kakak makan bekalnya."

"Sama-sama. Zeena balik dulu, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Eh, tapi kok sama cowok?" tanya Rafa saat menyadari sosok laki-laki yang berdiri sedikit jauh dari Zeena.

"Nemenin adek lo biar gak diganggu singa."

"Oh, awas jangan macem-macem!" peringat Rafa tajam. Mereka yang mendengar hanya tersenyum kikuk.

Perfect Brother || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang