PB'05

771 64 8
                                    

Jangan lupa mampir di cerita banana yang lainnya, ya.

Happy Reading🌹

05-Sakit yang Pertama Kalinya

🐳🐳🐳

Jika diamku kalian sepelekan, haruskah aku mengeluarkan suara kebenaran agar kalian tidak lagi menindasku?-Allisya Zeena Arkana

_Perfect Brother_

💙💙💙

Devan kali ini tidak ikut bergabung di kantin. Entah kenapa sejak kejadian di lapangan tadi, laki-laki itu terkesan menghindari Zeena. Apa yang sebenarnya terjadi?

Zeena dan Nayya masih berdua saja di kantin. Mungkin yang lainnya masih sibuk dengan aktivitas masing-masing. Mereka asyik bercanda tanpa tahu kalau sedari tadi ada yang memperhatikan dengan tatapan tidak sukanya.

"Heh, Pincang!" seru orang itu.

Zeena dan Nayya tidak menggubris karena tidak ada nama yang dipanggil meski orang itu menatap mereka.

"Lo budek apa gimana, sih?!" ketusnya kesal.

Zeena mendongak. "Kamu manggil siapa?" tanyanya.

"Lo! Lo pincang, kan?!"

Zeena tersenyum. "Saya punya nama, Kak. Kenapa lagi sama saya? Kakak ada masalah lagi sama saya?"

"Ada! Lo kapan sih jauhin Rafa, hah?! Pakai segala sok-sokan milih dia di depan banyak orang, maksud lo apa?!"

Zeena menghela napasnya. Dia sudah mulai tidak nyaman karena banyak pasang mata yang kini mulai tertuju ke arahnya. Perkataan Siska tentu saja membuat mereka yang berada di kantin mulai mengungkit peristiwa di lapangan tadi. Ada yang tahu dan ada yang tidak.

"Maaf ya, Kak, tapi saya memang lebih memilih Kak Rafa daripada laki-laki yang tidak saya kenal," jawab Zeena masih berusaha sabar.

Nayya bangkit dari duduknya dan menatap tajam Siska yang menampilkan senyum miringnya. "Eh, tante-tante mending diem, ya! Emangnya Kak Rafa suka sama modelan tante-tante kayak lo, hah?!" sengitnya.

Ekspresi Siska berubah seketika. Wajahnya menjadi merah padam antara malu dan marah. "Kurang ajar banget mulut lo, ya!" bentaknya.

Nayya menatap sekitar dan mendapati ada yang diam-diam tertawa. "Gue mau tanya sama kalian semua. Cewek ini mirip tante-tante, gak?"

"Mirip banget!"

"Tante cabe!"

"Tante kurang belaian!"

Nayya kemudian tertawa. "Lo denger sendiri, kan? Gak usah sok kecantikan deh lo! Zeena sama lo jelas cantikan Zeena ke mana-mana! Ngaca lo!"

Zeena merasa tidak enak akibat ulah Nayya. Dia berusaha berdiri dan menghadap Siska. "Maafin temen saya, Kak, dia enggak bermaksud seperti itu."

Siska mendorong tubuh Zeena hingga terjatuh. "Awas kalian, gue gak akan segan-segan ngebales!" tukasnya kemudian berlalu dari sana karena sudah terlanjur malu.

Nayya segera menolong Zeena yang tersungkur di lantai. "Zeena, kamu baik-baik aja?" tanyanya.

Zeena mengangguk seraya tersenyum. "Aku enggak apa-apa, kok. Bisa minta tolong bantuin aku berdiri?"

Perfect Brother || HiatusWhere stories live. Discover now