PB'03

922 73 6
                                    

03-Rumah Oma

🐳🐳🐳

Bahagia tidak harus karena cinta yang diberi orang lain.
Cinta dari keluarga jauh lebih membahagiakan.

_Perfect Brother_

🌹🌹🌹

"Kak, mau ke mana?" Zeena mengernyitkan keningnya saat kakaknya mengemudikan mobil tidak ke arah rumah.

Rafa melirik adiknya yang terlihat cemas. Sayangnya, wajah itu malah terlihat menggemaskan. Tangannya terulur untuk mencubit pipi tembam Zeena.

"Awh, Kak Rafa ngeselin banget, sih!" Zeena berusaha menyingkirkan tangan kakaknya yang jail itu.

"Mau ke rumah Oma. Semalam Oma bilang kangen gitu sama kita," jelas Rafa sambil kembali fokus ke jalanan.

Zeena mengernyitkan keningnya. Batinnya bertanya-tanya. "Oma? Eyang?" tanyanya. "Kan bukan ini jalannya, Kak," sambungnya.

"Bukan."

"Lalu?" Zeena memutar tubuhnya untuk menghadap sang kakak.

"Mamanya Papa."

Zeena merubah posisi duduknya ke sediakala. "Tapi kan Zeena belum pernah ketemu, Kak."

Rafa terkekeh melihat adiknya yang sepertinya sedang merasa takut. "Tenang aja. Gak apa-apa, kok."

Zeena hanya mengangguk. Dia mengeluarkan ponsel dari dalam ranselnya untuk mengecek pesan masuk. Gadis itu melotot terkejut saat mendapati banyak sekali pesan masuk yang dia terima.

"Ramai banget notif kamu, Jen," celetuk Rafa.

"Ada group baru. Gak tahu nih dari siapa." Zeena mengernyit karena merasa aneh dengan group itu. Buru-buru dia membuka group itu agar tahu isinya.

Bintang Glory

Devan mengundang Anda ke group

Zeena bergabung dengan obrolan

Devan: Selamat bergabung Zeena.

Keenan: Eh, adek cantik udah gabung.

Adit: Kalian gak keberatan kan masuk group ini?

Arion: Rafa mana nih kagak muncul?

Nayya: Brsk!

Ray: Gue manusia bukan bintang

Arion: Gak gitu juga bro @Ray

Keenan: Kita bakal jadi idola di GIHS. Liat aja besok.

Adit: Wah @Zeena jangan siders dong. Muncul aja ikutan.

Zeena hanya tersenyum. Dia membuka personal chat untuk membalas pesan mereka satu persatu yang menyapa dirinya.

"Kak," panggil Zeena pelan.

"Iya?"

"Kakak ikut basket, gak?" tanyanya.

Rafa menoleh. "Ikut dong, kenapa?"

Perfect Brother || HiatusWhere stories live. Discover now