PB'11

591 62 58
                                    

Update lagi dong. Nggak apa-apa, kan? Nggak apa-apa banget donggg🤭

Happy Reading🌹

11–Sahabat Baru atau Sahabat Lama?

🐳🐳🐳

Apakah ini akan terjadi secara terus-menerus? Apakah garis takdir kami akan seperti orang tua kami?

_Perfect Brother_

🐳🐳🐳

Rafa sampai terlebih dahulu di kantin, ia menghampiri sahabatnya yang sudah berkumpul dengan sahabat Zeena—seperti biasa. Tak lama kemudian, Adit datang dengan ekspresi biasanya.

Rion dan Keenan menatap kedua sahabatnya dengan serius. Mereka tidak mendapati luka atau sejenisnya di wajah keduanya.

"Gue kira bakal adu jotos," celetuk Rion.

Keenan menjitak kepala Rion yang asal ucap kalau bicara. "Dasar, Anakonda! Bagus kalau temen lo itu gak berantem! Sarap!" omelnya.

Rion mengusap kepalanya. "Santai aja lo! Kek cewek PMS aja lo yang suka ngegas!"

"As—" Keenan mendapat pelototan tajam dari teman-teman dan adik kelasnya. "—taghfirullah. Jangan pada suuzon, nggak baik," lanjutnya.

"Elo sih ngomong segala ditahan-tahan!" tukas Adit dengan nada kesalnya.

"Zeena kenapa, Kak?" tanya Nayya tanpa basa-basi.

"Nggak kenapa-napa, cuma nggak enak badan aja."

Ini pasti ada hubungannya sama Rafa yang tadi ngeintrogasi gue. Adit hanya melihat teman-temannya dengan tatapan mengintimidasi.

"Rafa!"

Seorang laki-laki datang menghampiri meja mereka. Wajahnya begitu asing menurut mereka semua, kecuali Rafa. Laki-laki yang semula berekspresi datar itu secara perlahan menarik sudut bibirnya.

"Andre?" ucapnya sedikit ragu.

"Masih inget sama gue?" sahut laki-laki yang dipanggil Andre itu.

Rafa berdiri dan menghampiri Andre. Dia memeluk sahabat kecilnya. Tentu saja dengan pelukan ala laki-laki.

"Lo ngapain di sini? Sekolah di sini juga? Pindah?" tanya Rafa beruntun.

"Iyolahh."

Mereka semua yang berada di kantin melihat interaksi tersebut. Mereka terkagum karena baru pertama kali ini melihat Rafa tersenyum dengan begitu bebas. Dunia seakan runtuh karena senyuman laki-laki dingin itu.

Rafa menghadap teman-temannya. "Guys, kenalin ini Andre. Dia sahabat gue sejak kecil."

Andre tersenyum tipis. Dia merasa ada yang kurang di sana. Namun, dia tetap memperkenalkan diri dengan teman-teman Rafa.

"Zeena nggak sekolah di sini?" tanya Andre setelah berkenalan dengan teman Rafa.

"Dia sekolah di sini. Kebetulan aja dia nggak masuk."

Andre membulatkan mulutnya. Sahabat Rafa saling berpandangan. Entah mengapa mereka merasa tidak suka dengan laki-laki itu.

Devan menatap kedua temannya, memberi isyarat kalau mereka harus berlalu dari sana. Devan berdeham, membuat semua pandangan tertuju ke arahnya. "Maaf, Kak, kita mau balik ke kelas dulu," ucapnya.

Perfect Brother || HiatusWhere stories live. Discover now