PB'08

826 57 58
                                    

Jangan lupa mampir di cerita Banana yang di mulmed. Terima kasih🤗

08–Terbongkar

🐳🐳🐳

Setiap manusia pasti bisa berubah baik ke hal buruk atau bagus sekalipun. Tugas kita hanya memberi mereka kesempatan.

_Perfect Brother_

💙💙💙

Rafa dan Acha tiba di kelas secara bersamaan. Tatapan mereka berdua sama-sama tajam, raut datar yang diberikan pun sama. Hal itu mengundang perhatian seisi kelas yang sudah datang.

"Wuih duo Acha barengan datangnya. Kayaknya kalian berdua itu emang jodoh, ya," cetus Rion memulai ejekannya.

"Ketemu," sahut Rafa yang sudah duduk di kursinya. Tentu saja itu membuat Rion kembali mencak-mencak di tempatnya.

"Maksud lo apa? Astagaa, Keenan segala belum datang." Rion mengacak rambutnya kesal akibat balasan Rafa yang begitu singkat.

"Kita tadi gak sengaja ketemu di parkiran," ucap Acha. Perempuan itu kemudian menoleh ke belakang di mana ada Rafa dan kedua temannya tengah berkumpul.

"Eh, Acha." Adit tersenyum begitu manis pada perempuan itu.

"Hei. Salam kenal, ya."

"Iya, gue Adit. Ini temen gue Rion."

Rafa mengernyit bingung. Kenapa gadis itu tiba-tiba mau berkenalan? Apakah ada sesuatu yang terselubung di balik niatnya itu?

Acha yang menyadari tatapan mengintimidasi dari Rafa langsung merubah raut wajahnya menjadi datar kembali. Dia memutar tubuhnya untuk menghadap depan lagi. Selama beberapa hari bersekolah di sini, Acha menjadi musuh bebuyutan Siska. Setiap hari, ada saja masalah yang disangkut pautkan dengan Acha. Siska melakukan itu karena tidak ada Zeena di sekolah. Alasan dia membenci Acha karena perempuan itu namanya selalu disebut-sebut dan dijodoh-jodohkan dengan Rafa.

Baru sejenak memutar kembali tubuhnya ke posisi semula, perut Acha terasa ditekan. Dia segera berdiri dan menuju kamar mandi untuk buang air kecil sebelum bel masuk berbunyi.

Dari kejauhan, Acha melihat Siska dan gengnya yang menatap ke arahnya. Sebentar lagi pasti dirinya akan dibully lagi oleh perempuan tidak tahu malu itu. Tidak apa, Acha sudah terlatih dan terbiasa dengan itu semua. Menurutnya, lebih baik dia yang terluka daripada orang lain.

Acha meneruskan langkahnya menuju kamar mandi. Tentu saja ia menutup pintu kamar mandi dari dalam dan menguncinya agar tidak ada siapa pun yang bisa masuk.

Siska dan temannya mendekat kamar mandi yang dipakai oleh Acha. Ia mendengkus kesal saat tahu kamar mandi itu terkunci. Ia harus mengurungkan niatnya untuk mengerjai Acha. Mungkin hari ini ia harus mengerjai Zeena lagi karena kebetulan gadis itu sudah masuk sekolah. Benar-benar kejam.

***

Bel istirahat sudah berbunyi. Zeena berjalan seorang diri dengan satu kruk di tangan kirinya. Ia menolak Nayya yang tadi menawarkan diri untuk menemani dirinya ke kamar mandi.

"Eh, si Pincang udah masuk sekolah." Siska yang hendak ke kantin pun menghentikan langkahnya. Kebetulan sekali ia bertemu dengan Zeena di sini. Mudah sekali untuknya memberi pelajaran pada perempuan itu.

Perfect Brother || HiatusWhere stories live. Discover now