PB'10

593 53 26
                                    

Maaf ya updatenya telat👉👈

Happy Reading🌹

10–Sebuah Pertanyaan

🐳🐳🐳

Ini bukan sekadar pertanyaan. Ini menyangkut tentang rahasia yang selama ini disembunyikan.

_Perfect Brother_

💙💙💙

Zeena duduk termenung di balkon kamarnya. Dia dapat melihat kamar kakaknya yang masih terang benderang di seberang sana. Benar, balkon kamar miliknya dan milik kakaknya saling berhadapan. Hanya saja, jaraknya cukup jauh karena di lantai dasar sana terdapat kolam renang yang menjadi pembatas bangunan.

Rambut panjangnya menari-nari akibat embusan sang bayu. Gadis cantik itu memeluk lututnya dan menopangkan dagu di atasnya. Seusai pulang dari pemakaman tadi entah mengapa ia terpikirkan oleh sebuah pertanyaan yang tiba-tiba melintasi benaknya.

Clap!

Suasana yang tadinya gelap gulita kini menjadi terang benderang. Zeena menoleh untuk menatap siluet laki-laki yang berdiri sambil bersandar di pintu balkonnya.

"Katanya ngantuk malah ngeram di sini. Ngapain?" tanya Rafa. Dia tadi sudah di kamarnya. Namun, saat melihat pintu balkon adiknya terbuka, ia segera menuju ke sana.

"Tiba-tiba nggak bisa tidur," sahut Zeena singkat.

Rafa berjalan mendekat. Nada suara adiknya terdengar berbeda dan itu sedikit membuatnya terusik.

"Ada masalah apa?" Rafa yang tadinya menggunakan nada guyon, kini terlihat serius.

Zeena bergumam sebentar. "Nggak ada sih, Kak. Zeena cuma gabut aja," timpalnya.

"Ck, bisa-bisanya. Suka banget ya bikin Kakak khawatir."

"Kak," lirih Zeena.

"Kenapa?"

"Temenin Zeena tidur, ya. Nggak tau deh kenapa tiba-tiba perasaan Zeena enggak enak."

Rafa kini duduk di sebelah adiknya. Ia menatap dalam-dalam netra adiknya yang begitu tajam, tetapi meneduhkan. "Sebenarnya ada apa? Bilang aja sih sama kakak."

Zeena menggeleng, enggan membicarakan apa pun saat ini karena ia hanya menginginkan sebuah kenyamanan saja.

Rafa yang paham pun langsung mendekap tubuh adiknya. Dia hanya ingin membantu menenangkan perasaan sang adik karena hanya ada dirinya saja di rumah ini yang bisa membantu Zeena.

Tiba-tiba saja Zeena menangis dalam pelukan kakaknya. Sepertinya, ada sesuatu yang sangat mengusik ketenangan batinnya.

Rafa mengusap punggung adiknya dengan lembut. Raut wajahnya berubah begitu datar sekarang ini. Dia paling tidak bisa melihat perempuan yang sangat disayanginya menangis. Tangisan Zeena begitu menyayat hatinya.

"Jen."

Zeena seketika menghentikan tangisnya. Jika kakaknya begitu, sudah bisa dipastikan hatinya sangat terusik. "Maaf…" lirihnya.

"Sakit."

Zeena mengeratkan pelukannya. "Maafin Zeena, Kak. Maaf udah bikin hati Kakak sakit."

"Tidur aja. Besok sekolah."

Zeena mengangguk, ia melepas rengkuhan sang kakak. "Zeena besok izin dulu ya, Kak."

"Kenapa?"

Zeena menatap dengan wajah puppy eyesnya. "Tolong ya, Kak, kali ini aja," pintanya memohon.

Perfect Brother || HiatusWhere stories live. Discover now