11. Full day [2]

1.3K 218 8
                                    

Terimakasih yang sudah vote:)
Btw readers pada ngilang ya, kebanyakan siders T_T
Ayo dong vote Kali Kali hehe💚



Kak Renjun duluan pergi ke restoran, sementara gue berjalan ke toilet. Dengan tak sengaja, gue bertabrakan dengan orang.

"M-maaf ya mbak,"

"Iya, gak apa-apa." Sautnya. Perempuan itu tampak cantik dari belakang. Tubuhnya yang anggun. Tapi nampak tak asing.

Gue masuk ke dalam toilet. Gue hanya mencuci muka dengan air. Lalu melihat diri sendiri di cermin. Apakah gue pantas untuk kak Renjun? Gue berfikir, kak Saeron jauh lebih pantas dari gue.

Gue keluar dari toilet, terus nyamperin kak Renjun ke restoran.

Sampai disana, gue mencari sosok kak Renjun, dan menemukannya. Tapi, dia bersama seorang perempuan. Ya! Itu perempuan yang gak sengaja gue tabrak di toilet tadi.

Gue membuka hp, terus mengirim pesan.

Yoona
Kak, aku pulang duluan ya. Aku gak enak badan.

Kak Renjun💚
Jangan bohong. Gue lihat lo.

Ck. Kak Renjun lihat gue. Kak Renjun melambaikan tangannya ke arah gue. Mengisyaratkan agar gue kesana.

Gue menghampiri mereka. Lalu duduk. Gue diam seribu kata.

Ternyata perempuan itu kak Saeron. Kalau dipikir-pikir, emangnya siapa lagi perempuan yang deket sama kak Renjun kecuali kak Saeron, gue kayaknya belum termasuk.

"Ngapain pulang?" Tanya kak Renjun.

"Gak jadi kok, kakak kan nyuruh aku ke sini," ujar gue.

"Bukan nyuruh, kita kan emang mau makan disini. Lo tahu itu,"

Kak Renjun tekenin kata-katanya. Kayaknya dia marah sama gue.

"Iya kak, maaf."

Kak Saeron menatap kak Renjun. Lalu memegang tangannya. "Udah Jun,"

Please, gue pengen pulang.

Kak Renjun menghela nafasnya. "Mau makan apa?"

"Aku gak makan deh, udah kenyang. Kakak aja,"

"Jangan gitu nay, gue tahu lo lagi gak mood."

"Renjun, aku duluan ya. Jangan lupa tadi ucapan aku. Aku duluan ya Nay," gue ngangguk.

Setelah kak Saeron pergi, terjadi keheningan diantara kita. "Maaf." ucap kak Renjun.

"Buat apa?" Tanya gue.

"Maaf. Gue emosi tadi."

"Itu bukan emosi. Emang aku yang salah, dan bikin kakak kesel."

Kak Renjun menggenggam tangan gue di meja. "Gue pengen Lo nyaman sama gue, Nay. Gue tahu, keberadaan Saeron membuat lo gak nyaman."

"Maaf kak, aku—"

"Cemburu adalah hal yang wajar." Sergah kak Renjun.

"Maaf kak, aku selalu salah paham sama hubungan kakak sama kak Saeron. Padahal, kak Saeron baik sama aku."

"Udah. Sekarang. Lupain. Mau makan apa?"

Perfect Start • Renjun [✓]Where stories live. Discover now