Perfect Start • Renjun [✓]

17. Take care of you

We love Renjun

Happy reading

Gue nyuapin kak Renjun makan, wajahnya emang keliatan pucat. Tapi dia berusaha untuk terlihat baik-baik aja.

Gue sengaja ke tukang bubur, dan untungnya kak Renjun juga mau. Selama gue nyuapin dia, kak Renjun genggam tangan kiri gue.

"Suapan terakhir..." ucap gue.

Kak Renjun tersenyum. Bukan hanya kak Renjun aja yang ingin terlihat kuat di depan gue, tapi sebaliknya. Gue juga ingin terlihat kuat didepan kak Renjun.

Sebenarnya di hati gue, gue pengen banget nangis. Gue sayang sama kak Renjun, gak mau kehilangan dia.

"Minum kak," gue menyodorkan minum ke kak Renjun.

"Kak. Minjem hp kakak dong,"

"Buat?"

"Telfon bunda Wendy," balas gue.

Tanpa basa-basi, kak Renjun kasih hp nya ke gue. Gue nyari nama kontak bunda Wendy, dan ketemu.

"Halo? Kenapa Jun?"

"Ini Yoona bunda,"

"Oh Yoona, kenapa Nay?"

"Yoona boleh minta tolong gak?"

"Boleh,"

"Kayaknya kak Renjun gak bisa nyetir, terus Yoona juga gak bisa. Yoona mau minta tolong kak Yuta jemput kak Renjun, Yoona nanti bisa naik taksi aja,"

"Renjun bandel banget. Tadi udah bunda bilangin gak usah sekolah malah sekolah, jadi tambah sakit kan. Yaudah, nanti bunda bilangin ke Yuta."

"Iya, bunda makasih ya. Maaf ngerepotin,"

"Gak apa-apa nay, maaf kalau Renjun ngerepotin kamu ya,"

"Nggak kok Bun,"

"Yaudah, bunda tutup telfon nya ya."

"Iya."

Sambungan terputus. Gue kasih hp nya ke kak Renjun. "Makasih kak,"

"Gue bisa kok nyetir,"

"Dih sok-sokan. Nanti pusing gimana? Yoona yang khawatir." ujar gue.

Kak Renjun tersenyum. Walaupun dia sakit, tapi dia masih bisa tersenyum. Gue jadi inget pas kita lari pagi waktu itu.

Waktu itu, gue sama kak Renjun belum terlalu deket, dan anehnya gue marah-marah gak jelas gara-gara ada kak Saeron. Lucu sih kalau mengingat kejadian itu.

"Kak,"

"Hm?"

"Maaf waktu itu aku salah paham sama kakak,"