31. Maaf dan terimakasih

2K 179 24
                                    

aku rekomendasi in kalian bacanya sambil denger lagu:

WAYO - Bang Yedam Treasure
aku bukan untukmu (tapi yg renjun lokal ya biar nge feel🐱)

---happy reading---

°°°

Senin 07.00 a.m

Hari ini hujan, dan langit tampak begitu mendung. Hujan sedang mengguyur kota ini. Gue memang suka hujan, tetapi gue gak suka hujan yang disertai dengan petir.

Gue suka hujan gerimis dan langit yang gak begitu mendung.

Hari ini juga adalah hari pertama untuk ujian kelas 12. Mereka semua telah belajar dengan sungguh-sungguh seminggu kemarin. Dan hari ini adalah saatnya.

Gue hari ini dirumah aja, lagian hujan kan. Kak Jaemin juga belum berangkat, dia lagi sarapan sambil membaca buku pelajaran di meja makan.

"Udahan dulu bacanya, makan yang bener." ucap gue.

"Iya iya." balasnya, terus dia menutup bukunya dan lanjut sarapan.

Rumah tanpa Haruto terasa sepi, biasanya di pagi hari dia sudah ada di sofa sambil nge game, atau nonton Upin Ipin. Hari ini gak ada.

Mama sama ayah hari ini juga kerja, gue sendirian deh di rumah.

"Kak, kakak seruangan sama kak Renjun gak?" tanya gue.

Walaupun gue sama kak Renjun udah putus. Tapi gue berusaha untuk ikatan pertemanan kita juga gak ikut putus.

"Gak. Renjun ruangannya di sebelah ruangan gue."

"Oh, gitu. Yaudah semangat! biar masuk univ kan!"

"Iya Adek ku yang bawel," kak Jaemin beranjak dari duduknya, terus mengacak rambut gue pelan.

"Oh ya, nyetir mobilnya hati-hati. Hujan nya deras bangettt!" ujar gue.

Kak Jaemin tersenyum. "Iyaaa,"

Selesai kak Jaemin sarapan, gue cuci piring di dapur. Terus kak Jaemin pamit mau berangkat katanya. Gue antar dia sampai depan rumah, setelah dia pergi gue kembali ke rumah.

Gue berjalan ke kamar terus buka hp. Melihat postingan anak kelas 12 semuanya pada semangat. Bagus deh.

Oh ya, gue sampai lupa. Gue mau ucapin semangat juga ke kak Saeron dan kak Shuhua.

Tapi, gue bahkan gak ucapin semangat ke kak Renjun. Astaga, gue suka lupa kalau gue bukan pacarnya lagi.

Mengingat itu, mood gue jadi kacau. Gue mematikan layar handphone dan membantingnya ke sembarang arah.

Melihat hujan, serasa damai dan tenang. Ngomong-ngomong gue cuma pakai Hoodie dan celana pendek. Toh, gue cuma di rumah aja. Gak usah gaya gaya an kan.

Karena bt, gue ke dapur buat bikin teh anget. Ya enak aja gitu kan kalau nge teh sambil lihat hujan.

Ting tong!

Deg!

siapa pagi-pagi gini ke rumah gue? hujan lagi. Jadi takut sendiri kan gue.

"S-Siapa?!" teriak gue, karena gue masih di dapur, takutnya gak kedengaran.

Ting tong!

Perfect Start • Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang