deux

1.4K 218 6
                                    

"Dari mana saja kau?" Wonpil yang baru saja melangkah masuk ke kamarnya, mendengar suara berat pria milik ayahnya.

"Oh masih peduli," jawab Wonpil tanpa menoleh kemudian menutup pintu kamarnya.

Sang tuan muda menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang besar miliknya dan menggeram rendah.

Merasa kesal dengan tingkah Ayahnya yang hanya peduli ketika ia melanggar salah satu dari sekian banyak perintahnya.

Ia merasa dibohongi dengan berbagai kisah teman-temannya, yang mengatakan bahwa orang tua mereka menyayangi mereka.

"Mana ada yang namanya cinta," gumam Wonpil kemudian menggelengkan kepalanya dan berharap agar semua omong kosong itu lekas hilang dari benaknya.

Matanya sudah hampir terpejam sebelum seorang wanita membuka pintu kamarnya, "Wonpil bersiaplah."

Wonpil melirik wanita yang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk dan mengerang.

Walau melayangkan protes, Wonpil tetap bangun dari acara rebahannya dan berjalan menuju kamar mandi.

Membersihkan diri dan mengganti pakaiannya menjadi sebuah pakaian semi-formal.

"Apa yang kau inginkan dengan berpakaian seperti itu," omel Tuan Kim ketika melihat Wonpil hanya memakai sebuah kemeja biru yang dipadukan dengan celana jeans hitam.

Wonpil menggelengkan kepalanya, "Saya tidak peduli."

"Berhenti kekanakan, Wonpil," ujar Ibunya yang tadi membuka pintu kamarnya tanpa permisi.

"Aku ingin berpakaian seperti ini, apa itu menjadi masalah, Nyonya?" tanya Wonpil yang kemudian dijawab dengan helaan nafas.

Wonpil tidak mempedulikan kedua orang tuanya dan berjalan masuk ke dalam mobil.

"Setidaknya ia mau ikut dengan kita," ucap Nyonya Kim kemudian berjalan masuk ke dalam mobil mereka.

Tuan Kim menggeram sebal sebelum mengikuti langkah kedua orang tadi.

Mobil mereka melaju kencang menuju sebuah restoran mewah. Beberapa pelayan yang mengenali wajah Tuan Kim, langsung mempersilakan keluarga Kim memasuki sebuah ruangan. 

Wonpil menghela nafas ketika melihat sebuah keluarga telah duduk di hadapan mereka. 

"Selamat malam, Tuan Park." Tuan Kim menyapa seiring ia duduk di kursi yang disediakan.

Tuan Park mengangkat tangannya dan tersenyum ramah, "Bagaimana kabarmu, Tuan dan Nyonya Kim?" tanya Nyonya Park yang duduk di sebelah Tuan Park.

Basa-basi itu berlanjut sampai mereka usai makan malam dan Tuan Kim membersihkan sela bibirnya, "Jadi apakah perjodohan mereka berlangsung?"

Wonpil yang sudah menebak alasan ia hadir pun memilih berdiri dan permisi ke belakang. 

Tuan Park melirik Wonpil, "Anak saya hari ini tidak bisa hadir. Boleh kita lanjutkan saja makan malam kita?" tanya Nyonya Park setelah merasakan tepukan kecil pada tangannya dari Tuan Park.

Tuan Kim tertawa canggung dan melanjutkan makan malamnya. 

'Anak sialan'


TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Where stories live. Discover now