huit

988 190 9
                                    

"Perkenalkan, saya Jaehyung Park. Psikolog yang menangani Wonpil." Jaehyung tersenyum menatap wanita yang sedang menatapnya cemas.

"Apa Wonpil baik-baik saja?" tanya wanita tua itu tanpa menghiraukan perkenalan dari Jaehyung.

Jaehyung mengangguk, "Saya ingin memberi tahu, bahwa Wonpil akan saya bawa ke rumah untuk terapi lanjutan."

Wanita tersebut mengernyit namun sedetik kemudian menangis dan meraih tangan Jaehyung.

"Terima kasih banyak, Tuan," ujar wanita itu.

Jaehyung melongo, tidak mengekspetasikan hal inilah yang diucapkan oleh wali dari Wonpil.

"Mungkin kalau boleh tau, kenapa anda justru berterima kasih? Ini merupakan sebuah pelanggaran sebenarnya." Jaehyung berucap jujur, meluapkan rasa penasarannya.

"Mohon bantuannya untuk kebahagiaan Tuan Muda. Di istana itu, ia selalu disiksa oleh Tuan Kim," jelas wanita tersebut.

Jaehyung berterima kasih untuk informasi tersebut dan tersenyum menenangkan untuk wanita tersebut.

"Terima kasih atas informasinya. Saya harap, jika sesuatu, silakan hubungi nomor ini." Jaehyung memberikan kartu namanya kepada wanita tersebut.

"Terima kasih, Tu-"

"Jaehyung saja, Bibi." Jaehyung tersenyum setelah memotong kalimat wanita tersebut.

Dan setelah itu, ia segera mencari Wonpil untuk segera membawa pria tersebut pulang ke rumahnya.

Jaehyung menemukan Wonpil, meringkuk tertidur di sudut kamarnya dengan jejak bekas tangis di sudut matanya.

Jujur, ia merasa sedih dan prihatin melihat kondisi hidup Wonpil.

Jaehyung ingat, sewaktu ia berumur 5 tahun, ia pernah bertemu Wonpil yang berusia 3 tahun.

Sewaktu itu, netra legam Wonpil hanya memantulkan kepolosan dan raut wajahnya hanya menampilkan senyuman tulus.

Sekarang dalam diri Wonpil hanya tersisa kehampaan. Matanya terus memantulkan kekosongan, sedangkan bibirnya menarik senyuman palsu.

Jaehyung menghela nafas dan menghilangkan berbagai pikirannya, ia memilih untuk membangunkan Wonpil yang tertidur.

"Wonpil, ayo jalan." Jaehyung berucap kemudian memberikan senyuman terbaiknya ketika mata Wonpil terbuka.

Wonpil berdiri lalu berjalan mengikuti Jaehyung ke mobilnya.

Sepanjang perjalanannya hingga parkiran, netranya memandang sekitar dengan pandangan was-was dan ketakutan.

Jaehyung yang melihat itu segera menggandeng tangannya dan berjalan di samping sang tuan.

"Jangan takut, aku ada di sini."
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Where stories live. Discover now