dix-neuf

863 148 24
                                    

Semenjak Wonpil menyatakan perasaannya, Jaehyung tak pernah sekalipun melepaskan dan meninggalkan sisi Wonpil.

Sebut saja, posesif.

Bahkan ketika Jaehyung harus pergi ke klinik untuk menjalankan tugasnya sebagai psikolog, seperti sekarang.

"Hyung, aku tidak apa-apa." Wonpil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jaehyung.

Jaehyung juga ikut menggeleng, "Bareng sama si Dowoon ya?"

"Tapi dia kan lagi kencan sama Younghyun Hyung."

Wonpil menatap Jaehyung dengan tatapan memelas yang membuat Jaehyung menghela nafas dan mengangguk.

"Ya sudah, kamu di sini aja. Tapi bareng Jamie ya." Jaehyung kemudian memeluk tubuh Wonpil dan memberikan kecupan di keningnya.

"Hati-hati, Jaeee." Wonpil melambaikan tangannya dan memberikan senyuman lebar kepada Jaehyung.

Tak lama setelah Jaehyung pergi, datang seorang perempuan ke dalam kamar inapnya.

"JAMIE!" seru Wonpil dan perempuan itu memberikan sebuah pelukan untuknya.

"How was your day, Pillie?" Jimin bertanya kemudian melepaskan pelukannya.

Wonpil menggembungkan pipinya, "Jae semakin hari semakin posesif. Aku diperlakukan seperti orang sakit keras."

Jimin tertawa kemudian menarik sebuah kursi untuk bisa duduk di sebelah Wonpil.

"Jae melakukan itu karena dia sayang padamu, Wonpil." Jimin memotong sebuah apel dan meletakkan potongan-potongan tersebut di sebuah piring.

Wonpil menghela nafas, "Kenapa semua orang berpihak pada Jae, sebal."

Jimin tertawa kemudian memberikan piring berisikan apel yang dipotongnya kepada Wonpil.

"Awas kalau sebal terus nanti Jaehyungmu diambil orang," ucap Jimin asal.

Reaksi yang diberikan Wonpil berupa sebuah pelototan, "Hey! Walaupun begitu, hubungan kami kan belum jelas."

Memang semenjak Wonpil menyatakan perasaannya, ia berusaha terus merawat baik-baik perasaannya itu.

Namun sampai sekarang Jaehyung belum memperjelas apa hubungan mereka.

"Jangan sedih, Wonpil. Mungkin dia sedang mempersiapkan sesuatu?" hibur Jimin sembari menepuk-nepuk kecil bahu Wonpil.

Jimin menatap jam tangannya, "Oke, seharusnya sebentar lagi pangeranmu akan tiba. Aku pergi, bye."

Wonpil mengangguk kemudian melambaikan tangannya sebelum akhirnya terpaku pada apel di pangkuannya.

"Pillie?" sebuah suara tuan mengalihkan perhatiannya dari apel itu.

Senyuman merekah ketika ia melihat Jaehyung sedang menutup pintu kamar inapnya.

"Kamu akan dirawat jalan." Jaehyung meletakkan sebuah tas ransel di kursi sebelum memberikan sebuah kecupan kecil di kening Wonpil.

Wonpil tersipu malu kemudian menoleh dan melihat seorang perawat masuk ke dalam kamarnya.

"Saya mau melepaskan jarum infusnya," ujar perawat tersebut dengan pipi memerah ketika ditatap oleh Jaehyung.

Jaehyung kemudian mengangguk, "Oh, silakan."

"Jae-hyung tunggu di luar aja. Aku sekalian ganti baju." Wonpil berucap sebelum perawat tersebut meletakkan peralatannya di ranjang.

Kemudian Jaehyung mengangguk dan menunggu di luar ruangan, ia memegang gawainya dan menelepon seseorang.

"Tolong disiapkan baik-baik ya," ujar Jaehyung kemudian memijat pangkal hidungnya untuk menghilangkan penat.

"Tidak aku sangka ini harus terjadi lagi," gumamnya kemudian menghela nafas.

TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang