Long Time No See

794 46 97
                                    

.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.


.
.
.

Kata orang merindu itu berat.
Awalnya aku tak percaya, hingga akhirnya aku merasakannya sendiri.

Bagaimana beratnya merindukan sosokmu, nyatanya mampu membuatku sempat terseok hingga hampir jatuh.

Sering kali ingin pergi, beranjak menjauh dari tempatku berdiri saat ini, namun bayangan kau kembali tanpa aku menyambutmu menjadi satu ketakutan tersendiri untukku.
Aku takut, kau menganggapku sebagai orang yang ingkar janji.

Tapi terlepas dari itu semua bolehkah aku mengatakan sesuatu?
Kuharap penantian ini tak berakhir sia-sia.
Ini bukan seperti aku ingin menyerah. Bukan!

Aku hanya ingin bisa memberikan jawaban, bila seseorang kembali datang kepadaku dan bertanya; sampai kapan aku akan bertahan?

Sosokmu masih begitu jelas.
Seolah hari lampau bertahun lalu baru kemarin sore terjadi.

Padahal sudah berapa lama sejak terakhir kali kita berempat saling mengumpati satu sama lain, hanya karena ketahuan merokok di belakang sekolah?
Kita semua menjadi tontonan semua orang karena berdiri dilapangan sambil mengenakan papan memalukan itu setelahnya.

.
.
.
.
.
.

"Aish.., sialan kau, hitam!
Bukankah tadi aku sudah bilang ada yang datang. Ini semua karena kau tak mendengarkanku dan malah menyalakan rokokmu yang lain"

"Diam dan tutup mulutmu itu. Jangan mentang-mentang kau putih jadi mengataiku seenaknya.
Lihat, bukan hanya kau yang dihukum, tapi kami juga"

"Haih mau ditaruh dimana wajahku yang tampan ini? Dan kenapa mereka harus meminta kita memakai papan bodoh macam ini?"

"Berhentilah mengomel seperti anak manja. Lihat, aku bahkan harus merelakan kulitku terbakar sinar matahari"

"Diam kau. Uangmu banyak. Berendamlah dengan susu kuda liar setelah ini.
Dan kenapa kau diam saja sedari tadi, Lee Donghae!"

Yang diteriakki hanya menoleh sekilas lalu menghela nafas. Lelah.
Menyesali keputusannya untuk ikut membolos pelajaran tadi.

"Jawab aku, Donghae"

"Diam, Sehun. Atau kujahit mulutmu yang cerewet itu.
Sudah cukup panas disini dan aku menjadi tontonan orang-orang.
Kau tak berhak mengomel karena nyatanya kau sama saja dengan si Hitam dan Kuda ini.
Kau tadi, habis berapa batang ha..!?
Empat? Lima? Aih.., aku adalah korban sebenarnya disini.
Aku hanya ikut kalian menghisap satu rokok, lalu dihukum dengan porsi yang sama.
Tapi apa, kau nyatanya mengeluh lebih banyak dariku?!"

Donghae's Love StoriesWhere stories live. Discover now