You Are My Universe

583 34 20
                                    

.
.
.
.

.
.
.
.
Sejak awal, baik kau maupun aku sama-sama tak tahu.
Bagaimana kisah kita berdua akhirnya bertemu di persimpangan takdir yang setengah merah jambu, ini selalu menyenangkan dan sedikit lucu saat aku membayangkannya kembali. Aku ,seorang yang begitu skeptis dengan segala bisingnya dunia, tiba-tiba tertarik pada dirimu yang berjalan pelan sambil menuntun sebuah sepeda yang kau bilang tengah putus rantainya.

Yang tak kupahami saat itu adalah,bahwa aku harus mengucapkan terimakasih pada sepeda cokelat kesayanganmu.
Jika tak putus rantainya,kita tak akan berjumpa dan aku tak akan melihat bagaimana mata seseorang bisa begitu menawan seperti yang kau miliki.

Sayangku, kau pernah dengar cinta pada pandangan pertama? Itu adalah perasaan yang ku alami saat itu,Aku jatuh cinta padamu ...
Padahal aku belum tahu namamu siapa, kau benar saat mengatakan aku ini aneh, kau benar saat kadang tak bisa mengerti jalan pikiranku.
Sayangku...kau memang selalu benar tentang apapun. Seperti saat ini, kita kembali ke persimpangan dimana jalan takdir kita berjumpa untuk pertama kalinya tiga  tahun lalu.
Dengan langit merah jambu yang juga sama seperti sore itu,denganmu yang juga menuntun sepeda yang sering membuatku cemburu, ini persis dan tak ada yang berubah sama sekali.

"Nanti malam mau makan apa?"Kau bertanya sambil sesekali tersenyum pada beberapa anak kecil yang berpapasan dengan kita berdua.

"Aku akan makan apapun yang kau siapkan, bahkan jika itu apel beracun sekalipun"
Kau tersenyum, dan itu adalah hal yang paling indah yang selalu ingin ku jaga selamanya.

"Ini sudah tiga tahun,tapi kenapa sifat cheesy-mu itu tak berubah juga?"

"Mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur jatuh hati padamu.
Kadang aku berpikir, apa jadinya jika tiba-tiba kau meninggalkan aku sendirian? Ah...aku pasti akan gila, kemudian tak lama setelahnya aku akan mati"

"Jaga bicaramu,  jangan mengatakan hal buruk seperti itu. Siapa yang akan meninggalkanmu? Aku pergi dua jam ke pasar ikan saja kau sudah seperti anak ayam yang hilang induknya, mana tega aku membuatmu menjalani hidup sendirian tanpa aku."

"Auuuh,bisakah ku bilang kau lebih perayu dariku? Gawat sepertinya aku telah jatuh pada jeratan playboy kelas kakap" Aku mendramatisir,tentu saja...
Mana ada manusia semanis kau menjadi seorang playboy yang mempermainkan hati banyak orang.

"Jika aku tak mencintaimu pasti aku sudah membuangmu di tepian jalan sana" Ucapmu lagi sambil tertawa.

Aku,jatuh cinta...sekali lagi dan selalu jatuh kepadamu seperti ini. Tapi sayangku, kau memang pantas dicintai begitu dalam.

"Apa aku sudah bilang, bahwa aku sangat mencintaimu?"Kataku, dan dengan lembut kau meraih ujung hidungku lalu menariknya pelan.

"Akupun juga sama..." Jawaban singkat ini adalah alasan untuk aku membuka mata esok hari.

.
.
.
.

Rumah kita tak besar,tak mewah , tak seperti mansion di cerita dongen atau fiksi modern yang sering dibaca anak-anak jaman sekarang.
Rumah kita hanya tempat tinggal biasa,yang lazim dimiliki semua orang, dengan satu kebun kecil di halaman,juga satu beranda di samping rumah.
Tak ada lantai dua, dan kau bilang memang tak berencana membangunnya, hanya ini...
Rumah kecil kita yang penuh dengan tawa hangatmu.
Sayangku...Kadang hal ini mampir dipikiran kekanakanku, 'Apa kau bahagia?Hidup bersamaku,dengan segala keterbatasan kita?'

Sungguh, ini bukan seperti aku meragukan ketulusan yang kau punya,aku hanya tak yakin telah memberikan yang terbaik untukmu atau tidak.

Dari tempatku berdiri saat ini,bisa kulihat kau yang tengah sibuk mencuci beras dan memanaskan air, figur diri yang di sirami cahaya merah jambu matahari senja dari balik jendela kaca.
Kau indah ,sayang...
Sangat indah hingga aku merasa sangat kecil.

Donghae's Love StoriesWhere stories live. Discover now