8. Lelah

113 39 33
                                    

Ara menggerakan jari tengahnya kaku. Matanya mengerjap seakan menyesuaikan cahaya yang memasuki penglihatannya.

"Hei, Embun udah sadar? Apa ada yang sakit? Kenapa bisa?" tanya Mahendra yang terduduk di kursi samping ranjang tempat Ara berada.

Namun dengan gerakan yang masih lemas Ara menggeleng. "Aku gak apa-apa, Ndra"

"Gapapa gimana? Jelas jelas kamu tadi pingsan" Mahendra sangat khawatir pada sahabatnya ini. Tapi apa jawabannya, malah seakan-akan baik baik saja.

"Berapa lama aku di sini?" Ara mencoba mendudukan dirinya yang terbaring di ruang UKS.

"Hampir satu jam"

"Terus kamu nggak masuk kelas?" tanya Ara yang dijawab gelengan oleh Mahendra.

"Berhubung aku dah sadar, sekarang kamu boleh ke kelas, sana"

"Tapi kamu-"

"Gapapa, aku mau di sini aja, gak mau ke kelas."

Mahendra memasang wajah sok sedihnya. "Padahal kan aku masih mau bolos pelajaran"

🍦🍦🍦

"Mas, bunga yang ini tolong dibungkus ya"

Setelah memastikan sahabatnya selamat sampai rumah, ia memutuskan untuk pergi ke toko bunga sebentar. Toko yang sama saat membeli bunga untuk Farel.

Setelah kemarin melihat bunga di toko ini ternyata bagus bagus, Mahendra memutuskan untuk membelinya lagi, tapi kali ini untuk Ara.

"Mas, boleh minta kertas dan pinjam pena?" tanyanya pada seorang kasir.

"Iya boleh, mas" seorang kasir pun memberikan apa yang Mahendra butuhkan.

Mahendra menuliskan beberapa kata di kertas tersebut dan memasukannya di dalam bunga buket tersebut. Mahendra baru sempat beli bunga sekarang, karena uang yang dijanjikan Farel setelah membeli bunga untuknya.

🍦🍦🍦

---Ara Pov---

"Lagi?" ucapku setelah mandi sore melihat ada buket bunga di depan pintu rumah.

Sepertinya belakangan ini ada yang hobi sekali mengirim bunga. Entah kali ini siapa pengirimnya. Yang jelas, bunga itu tergeletak di lantai depan pintu. Aku segera mengambilnya dan membawanya masuk.

Bunganya tidak kalah indah dengan yang pertama. Aku rasa pengirimnya memiliki selera yang sama.

Tunggu sebentar. Aku menemukan secarik kertas kecil. Kedua alisku bertautan. Aku tetap mencoba melangkah ke kamar dan membacanya.

Hai, Happy B'Day
Sorry, I'm late
Wish u all the best💕

Tuh kan. Siapa lagi ini pengirimnya? Aku kira akan ada namanya, dan ternyata nggak.

Aku menaruh bunga tersebut di atas meja nakas, di samping bunga yang sama-sama aku tidak tahu siapa pengirimnya.

🍦🍦🍦

---Author Pov---

Setelah membeli bunga, Mahendra memutuskan untuk langsung ke rumah sahabatnya. Menekan bel berkali-kali. Mengetuk pintu berkali-kali. Namun, tetap tidak ada balasan dari dalam.

If You Love Me✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat