10. Aku Sakit

203 31 44
                                    

---Author Pov---

Kini Mahendra dan Ara sedang berada di toko buku. Sesuai dengan permintaan Ara sebelumnya-menemaninya membeli buku.

"Siapa Om Adhi itu, Ndra? Bahkan kalian sudah seperti seseorang yang mengenal sejak lama" Ara yang lebih dulu membuka percakapan sambil memilih-milih buku yang disukainya.

"Seseorang yang aku cari selama ini... Papah aku, Mbun" Ara membulatkan mata tak percaya. Bahkan ia sampai menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Ya ampun... Kenapa kamu gak bilang aja si dari awal"

"Kan biar aku liat Embun marah dulu" Mahendra terkekeh.

"Berarti yang kamu ceritain ke aku itu..."

"Iya. Papah aku memang berita terakhir kalinya kecelakaan. Tapi aku gak mungkin lupa gitu aja sama wajah Papah aku, kan"

"Kamu beruntung, Ndra" ucap Ara tiba-tiba.

"Karena?"

Ara membawa buku yang dipilihnya ke meja kasir, "bisa ketemu lagi sama orang yang  pengen kamu temuin " ucapnya sambil terus berjalan.

"Inget ya Mbun, yang namanya orang bahagia itu bukan berarti dia beruntung"

"Terus?"

"Rasa syukur kita"

Setelah dari toko buku, Ara memutuskan untuk ke toko es krim. "Vanilla dua ya" Ara memesan.

Keluar dari toko es krim. Mereka berjalan sembari terus berbincang. "Dalam rangka apa ni?" Mahendra bertanya.

"Dalam rangka... Eem.. Apa ya" Ara mengetuk ngetuk dagunya "hari bahagia kamu deh"

Mahendra terkekeh "hari bahagia, emangnya nikah apa"

"Hehe... Biarin, wlee" Ara menjulurkan lidahnya. Mahendra mengelus surai Ara pelan.

🍦🍦🍦

Sekarang adalah jadwal Ara ke dokter untuk periksa penyakitnya. Seperti biasa dirinya selalu menangis setelah kepulangannya dari sana.

Kenapa? Kalian pasti tahulah. Keadaan Ara yang semakin lama kian memburuk membuatnya lelah sendiri menghadapinya.

Dirinya pergi ke sebuah kafe. Ia memilih tempat duduk yang jarang ditempati orang-paling pojok belakang. Menenangkan dirinya sendiri di sana.

Dengan ditemani milk shake vanilla, ia meletakkan aerphonenya ke telinga. Menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata. Tak terasa air matanya mengalir melewati pipinya.

Tak lama seseorang datang. "Hei, kenapa?" seorang itu mengambil posisi di depannya. Ara yang tidak begitu jelas mendengarnya, ia masih menutup matanya yang mengeluarkan cairan bening.

Tangan itu terjulur mengusap air mata yang masih terus mengalir. Ara membuka mata sembabnya perlahan saat pipinya ada yang mengelus.

"Ngapain kamu di sini?" tak menyangka pertanyaan itu selalu keluar dari mulutnya.

"Kan aku gak akan biarin kamu sendiri"

"Berhenti ngikutin aku, Farel" ucapnya pelan.

"Ya, memang aku udah berhenti. Aku berhenti di tujuan terakhirku"

"Maksud kamu?" Ara mengerutkan keningnya.

Tangan itu terjulur, menyentuh punggung tangan Ara. Membuat sang empu merasakan ada kehangatan yang mengalir.

"Kali ini aku gak bisa bohongin perasaan aku lagi. Setiap di dekatmu aku selalu merasa nyaman"

Ara masih terdiam, mendengarkan apa kelanjutan yang akan keluar dari mulut manusia di hadapannya.

If You Love Me✔Where stories live. Discover now