1. Selesai

81 10 8
                                    

Pemilik kamar dengan dinding yang diberi warna pink sedang duduk bersantai di atas ranjangnya. Sendirian dalam kamar kostnya membuat ia selalu merasa kesepian. Setahun yang lalu ibunya memutuskan untuk berangkat menuju Bandung untuk menjadi pegawai catering di sebuah perusahaan properti. Dia anak tunggal sedangkan ayahnya sudah pergi sejak dua tahun lalu ditempat yang tak keluarganya tahu.

Terkadang Aurora sering menangis karena kesepian. Selalu merasa kurang kasih sayang dan perhatian namun itu tak menjadikan ia berubah menjadi seperti diluaran sana yang keluarganya hancur dan berakhir menjadi brandalan ataupun sebagainya.

Justru kini ia memutuskan untuk belajar sungguh-sungguh dengan alasan ingin merubah nasibnya menjadi lebih baik lagi serta bisa menjemput bahagianya kelak. Ia sangat beruntung karena terlahir dengan kepribadian yang ceria walaupun sebenarnya ia sedikit dingin dan jutek.

Malam ini tepat pukul 20.00 selesai menjalankan sholat isya, ia memutuskan untuk menyelesaikan drama koreanya yang sudah ada di episode 14. Matanya fokus mentap layar laptop yang kini sedang menyaksikan aktor korea andalannya Lee minho. Namun di tengah ia menonton , tiba-tiba saja ia kepengen makan bakso bakar yang biasa ada di jual di depan SMPnya dulu.

Sempat berfikir , namun pada akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Rian pacaranya sedetik kemudian setelah terhubung , ponsel pun di arahkan ke telinganya. “halo lo dimana? Beli bakso bakar yuk” ujarnya setelah teleponnya tersambung dengan orang yang berada di seberang sana.

"ayo” ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Aurora. Tanpa peduli Rian langsung memutuskan sambungan telepon tersebut secara sepihak. Aurora pun bergegas bersiap-siap untuk keluar bersama Rian. Walaupun hanya ingin membeli bakso bakar , namun ia harus tetap rapi pakaiannya.

Setelah selesai dengan setelan simplenya, Aurora pun berjalan keluar meninggalkan kostnya. Adanya Rian sudah cukup membuat ia terhibur dan tidak lagi sesunyi yang dulu. Berpacaran dengan Rian cukup membuatnya merasa memiliki teman berbagi.


Di awal ia berpacaran dengan Rian setahun lalu memang sangat indah , ia bisa merasakan ramai dan bahagia di jadikan ratu tapi semenjak seminggu memasuki SMA yang sama, keduanya jarang bertegur sapa dan bahkan tidak saling bicara padahal berada dalam satu sekolah yang sama walaupun berbeda jurusan. Sejujurnya kini Aurora hanya menunggu waktu kapan ia akan putus dengan Rian.

Saat membuka pagar , Rian sudah ada berdiri menyandar di kap mobil miliknya. “yuk cepat” ajaknya.

Aurora pun dengan cepat masuk kedalam mobil miliknya , lalu keduanya pun melanjutkan perjalan menuju kedai bakso bakar langganannya. Di mobil keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tak terasa mereka sudah tiba di tempat tujuannya.

“lo aja yang turun , gue capek banget soalnya” tanpa menjawab apapun Aurora langsung turun dari mobil. Ia paham dengan Rian yang mungkin hari ini cukup lelah karena kegiatannya.

Tidak lama , hanya lima belas menit Aurora datang kembali dengan dua bungkus bakso bakar “sudah dapat , terima kasih yah” balasnya dengan tulus namun hanya di balas dengan deheman singkat nyaris tidak terdengar. Aurora bukan orang bodoh yang tidak pandai memahami situasi dan kondisi yang seperti ini , ia paham namun hanya saja ia tak ingin ini menjadi masalah dan berakhir dengan pertengkaran.

“langsung balik yah”. Aurora hanya diam mendengarkan sembari menikmati bakso bakarnya. Tadinya ia ingin menyuapi Rian namun sepertinya situasi sedang tidak mendukung.

DELVANORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang