8. Kabupaten Gowa, hujan dan Nadhif - Penjaga hati

23 2 1
                                    

Tepat di hari minggu mereka harus pulang kembali ke kota. Pukul 10.00 semua anggota sudah siap dengan tas yang sudah berada di bus. Semua anggota Pik-Remaja bersama Pak Iqbal sudah berkumpul di depan rumah pak kepala desa. Para masyarakat desa Batu Menteng ikut berkumpul untuk melepas kepulangan anak-anak muda.

“saya selaku orang tua mereka saat ini mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena telah menerima kami dengan baik disini serta memperlakukan kami dengan sangat baik selama disini” ucap Pak Iqbal dengan sangat ramah.

“justru kami disini yang sangat berterima kasih pak , karena sudah datang dengan niat baik memberi bantuan kepada kami” balas pak dusun itu. “kami tunggu kedatangannya lagi” sambungnya.

“pasti pak”jawab Rian selaku ketua dari kegiatan ini.
‘jangan lupa balik lagi kesini yah nak ganteng kalau anak saya udah gede” timpal seorang ibu-ibu dengan anak perempuan  kecil di gendongannya. Ibu- ibu itu tersenyum kearah Delvan yang ia maksud.

“aduh kayaknya teman saya ini bu udah punya gebetan deh” tebak Ansen lalu menyenggol lengan Delvan lalu berbisik. “iya gak?”. Delvan hanya tersenyum tipis.

Para orang tua yang di sana pun ikut tertawa melihat candaan anak muda relawan ini. Hingga suara anak kecil datang dari arah yang sangat dekat mengalihkan perhatian semua orang di tempat ini. Termasuk Aurora yang namanya di sebut oleh gadis kecil yang ia temukan saat pertama kali datang di sini.

“kak Aurora” panggil pita.

“halo pita” jawabnya.

Pita pun berlari dengan gemasnya lalu saat sudah tiba di hadapan Aurora, pita langsung memeluknya. Pelukan perpisahan untuk mereka berdua. Semua orang pun terfokus kepada dua orang yang tengah berpelukan itu.

“Kak Aurora jangan lupain Pita yah” ungkap anak kecil itu yang tak ingin di lupakan oleh Aurora. Bu Sudarsih pun merasa senang sekaligus sedih sebab baru saja anaknya mempunyai teman kini mereka juga harus berpisah. Hanya satu hari tapi sepertinya anaknya sudah kenal lama dengan Aurora si gadis cantik itu.

Setelah Pita melepaskan pelukannya , kini bergantian giliran Bu sudarsih menarik Aurora   kedalam pelukannya. “kalau bukan karena kamu nak mungkin ibu sudah tidak bisa lagi memeluk pita seperti saya memeluk mu sekarang nak. Terima kasih yah nak” uangkap ibunya Pita.

“iya bu sama-sama sudah tugas Aurora juga untuk menolong Pita” jawabnya. Sudah lama Aurora   tidak merasakan pelukan hangat seorang ibu. Dan kini Aurora kembali merasakannya. Hatinya tersentuh setelah di peluk seperti ini. Hingga bu sudarsih kembali bilang “kapan pun kamu mau datang kesini , datang lah nak. Kamu punya rumah disini dan ibu sudah anggap kamu seperti anak ibu sendiri” jelasnya.

Aurora hanya mampu mengangguk karena tangisnya tak mampu membuat ia lagi berkata. Bagi bu sudarsi Aurora adalah penolongnya maka dari itu ia begitu berterima kasih kepada anak ini.

Rian tahu persis perasaan Aurora saat ini. Ia juga merasa bersalah setelah mengingat kesalahan yang dulu yang ia perbuat pada gadis yang sebaik Aurora. Ia gagal menjadi tempat pulang bagi Aurora.

Perpisahan kali ini adalah perpisahan termanis bagi setiap anggota Pik-Remaja dan penduduk di desa Batu Menteng. Bukan hanya Aurora saja yang punya pengalaman manis , tapi semuanya juga punya. Penduduk desa Batu Menteng yang sangat begitu baik pada mereka. Hanya tiga hari tapi sudah seperti tiga tahun di sini.

DELVANORAWhere stories live. Discover now