9. Harap itu tidak enak

20 2 2
                                    

Mereka semua tiba di kota Makassar tepat puku 13.57. Begitu pun dengan Delvan dan Aurora yang sampai dengan selamat berkat bantuan dari orang suruhan papanya Delvan tadi. Semua anggota diizinkan pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat karena besok mereka akan kembali bersekolah. Aurora pun memutuskan untuk pulang ke kos.

Sambil menggendong tasnya yang cukup berat , Aurora berjalan keluar untuk menunggu gojek yang sudah ia pesan. Teriknya matahari membuat lelahnya semakin bertambah. Hingga mobil lain dinaiki oleh Delvan lewat berhenti tepat di samping Aurora. Delvan pun turun dari mobil tersebut lalu berjalan menuju Aurora, rupanya itu taksi online.

“ayo bareng” ujarnya saat telah berdiri di samping Aurora, penuh harap kalau usahanya kali ini harus berhasil. Semenjak kejadian dalam mobil tadi kini keduanya sudah semakin akrab namun Aurora tetap seperti biasa masih sedikit cuek, itu wajar karena Aurora adalah perempuan.

Dalam hatinya Aurora berperang dengan isi kepalanya. Aurora berperan denga nisi keplanya saat ini, kembali diingat jika sikap Delvan berubah berbanding terbalik saat ia pertama kali bertemu sangat berbeda dengan yang sekarang ini.

“terima kasih kak , tapi aku sudah pesan ojek “ tolaknya halus hingga sebuah motor metik singgah di depannya. Delvan kecewa dengan sangat ia pikir setelah momen saling mendengar musik itu tidak akan ada lagi penolakan setelah hari itu, namun ternyata masih ada.

Hingga Delvan kembali disadarkan untuk kembali kepada kenyataan dengan tukang ojek yang baru saja tiba.

“Dengan dek Aurora yah?” tanya tukang ojek itu setelah melihat hp yang ada di genggamannya.

“iya pak”jawabnya.

Kemudian mengambil helm yang diberikan oleh tukang ojek itu. Saat ingin naik, tiba-tiba saja Delvan meliriknya sebentar lalu mengeluarkan uang lima puluh ribu dari dompetnya kemudian menyerahkannya kepada tukang ojek itu. Aurora di buat bingung sesaat lalu kini sudah paham.

“ini buat bapak. Biar nanti saya yang antar”
Tanpa berfikir macam-macam tukang ojek itu pun menerima uangnya dengan senang hati.

“terima kasih dek. Tapi anterin dengan selamat yah”

“loh kok gitu kak , gak usah” tolaknya.

“aku gak suka di tolak” putus Delvan.

“bapak boleh pergi. Anak ini aman sama saya pak” sambungnya berbicara pada tukang ojek itu.

Tukang ojek itu pun menyalakan kembali motornya kemudian pergi meninggalkan mereka berdua karena merasa bahwa anak laki-laki dihadapannya ini adalah orang baik-baik.

Tak ada jalan lain sepertinya memang Aurora harus pulang di antar oleh Delvan . Jika saja ia tak lelah mungkin ia bisa melawan tapi sayangnya tenaganya sedang berada di bawah rata-rata. Aurora pun masuk kedalam mobil yang taadi tumpangi Delvan. Rupanya mobil tersebut adalah taksi online yang dipesan oleh Delvan karena mobilnya telah dibawa kebengkel.

Dalam hatinya Delvan bersorak senang karena berhasil mengajak Aurora pulang bersamanya. Di dalam mobil Delvan berusaha untuk mengahapus keheningan yang  berhasil tercipta.  “ lo ngekos sendiri?” tanya Delvan yang hanya di balas anggukan oleh Aurora karena pengaruh Lelah matanya tertup perlahan. Delvan pun memilih untuk kembali diam.

“nanti di depan belok kanan yah pak. Terus-terus aja” jelasnya kepada supir taksi online tersebut menujukkan arah rumahnya.

DELVANORAWhere stories live. Discover now