SERPENT 05: The Library Rendezvous

1.7K 315 28
                                    


.


It's a mysterious thing, no one can't control it.


.


Renjun masih sibuk memasukkan id card perpustakaan ke dalam saku ransel, saat tangan Haechan melambai penuh semangat dari meja di sudut paling kanan study room lantai dua perpustakaan. Tumben sekali ruang belajar ini penuh sesak oleh pengunjung di Jumat sore, dan hanya menyisakan beberapa meja tak berpenghuni.

Mereka kembali membuat janji di perpustakaan kampus demi tahap finishing tugas bersama, sebelum dikumpulkan pada Senin besok. Haechan lagi-lagi memilih ruang belajar santai ini sebagai tempat pertemuan mereka dibanding ruang baca perpustakaan yang biasa. Karena di sini mereka bebas berdiskusi dan mengemil snack—jika suntuk—asal tidak mengganggu pengunjung lain. Itu mungkin hanya alasan. Padahal, kalaupun mereka mengerjakannya secara serius, tugas mereka mungkin sudah selesai sejak dahulu kala.

(Haechan itu... terlalu banyak bercanda, dan Renjun malah ikut terbawa suasana. Jadi pada kasus ini, mungkin mereka berdua sama-sama biang keladinya.)

Haechan menyapa Renjun, dan si Huang muda langsung duduk pada satu dari empat kursi yang mengelilingi meja persegi.

"Maaf, aku terlambat." Sekotak susu berperisa pisang—Renjun membelinya dari kafetaria—disodorkan kepada Haechan sebagai permintaan maaf.

"Wah, apa ini...? Ah, kau tidak perlu repot-repot!" Meski berkata begitu, tapi tangan Haechan tetap saja menerima upeti dari Renjun dengan sukacita. Anggap saja itu sebagai permintaan maaf karena Renjun terlambat lima belas menit dari jam bertemu mereka.

Laptop milik Haechan sudah menyala dan mengeluarkan bunyi mirip dengkuran halus akibat putaran kipas pendingin. Karena kinerja gadget itu mulai melemah, kabel charge terpaksa dihubungkan dengan outlet yang tersedia di setiap meja. Ada sekantung keripik gurih rasa rumput laut bersisa setengah, dan Renjun mendapati remah-remah berwarna hijau menempel cantik di sudut-sudut mulut temannya.

Risleting ransel dibuka, laptop dijajarkan rapi dekat buku-buku pinjaman perpustakaan sebagai sumber referensi. Hanya tinggal menambahkan kesimpulan dan daftar isi, maka tugas mereka siap bertumpuk manis di meja Profesor Park pada Senin pagi.

Keduanya segera larut dalam pengerjaan tugas. Berulang kali Haechan mengunyah keripik dengan riuh—dan Renjun terpaksa menyingkirkan jatuhan remah dari atas meja karena si pelaku kelihatan tidak terlalu peduli akan kebersihan diri.

"Ah ya, Haechan-ah, maaf karena aku hanya bisa sampai pukul lima. Aku harus menyiapkan makan malam, kebetulan ibuku sedang keluar kota sejak kemarin..." Renjun teringat kalau hari ini dia kebagian tugas untuk menyiapkan makan malam. Victoria ada perjalanan kerja ke luar kota, dan dirinya serta Lucas ditinggal berdua saja. Rumah dalam keadaan kosong—kebetulan isi lemari es juga, dan Renjun mesti memasak makan malam sebelum Lucas pulang pukul tujuh nanti. Duh, mana dia belum belanja pula...

Haechan meneguk botol air mineral di atas meja seraya memberi angguk tanda mengerti. "Kita memang tidak akan lama-lama, ayo lekas selesaikan ini semua agar kau bisa kembali ke rumah lebih cepat!"

"Hu-um."


.


Sinar matahari sore menembus langsung pada kaca-kaca jendela besar yang berjajar simetris di sepanjang dinding lantai dua. Sesuai kesepakatan, Renjun dan Haechan sudah berkemas dan bersiap untuk meninggalkan perpustakaan sebelum jarum-jarum jam menunjuk tepat pukul lima.

SERPENT - NORENWhere stories live. Discover now