SERPENT 13: The Aggression

1.2K 228 45
                                    


.


Here in the forest, dark and deep

He will offer you an eternal sleep


.


Bunyi keretak bilah kayu termakan bara, mengiringi harum irisan daging matang terpanggang. Derai tawa dan canda menggema pada satu sudut Magnolia yang jauh dari lokasi berkemah pengunjung lainnya. Pinggiran sungai dipilih sebagai titik temu untuk mengadakan pesta sederhana sebelum lusa mereka kembali ke kota.

Botol-botol cola, cider, dan teh dingin menjadi pendamping daging, jamur, dan bermacam sayur 'hasil berpetualang' di atas pemanggang. Malam masih sangatlah muda, karena bulan bulat baru mau menggantung di angkasa. Setelah perut terisi, mereka tadinya hendak mengunjungi kolam air panas buatan milik bumi perkemahan yang buka bahkan di malam hari.

Namun sepertinya keinginan itu terpaksa ditelan bulat-bulat, karena Jungwoo—sang ketua klub tentu saja punya rencana lain.

"Kalian harus membubuhi stempel berbeda pola, pada tiga kotak kosong dalam selebaran yang kami beri." Satu contoh dibentangkan di hadapan para anggota klub. "Ada tiga lokasi tempat kami meletakkan stempel-stempel tersebut, tidak terlalu jauh. Kalian tinggal mengikuti hints yang kami sebar di sana, misalkan di batang pohon, ataupun semak-semak di pinggir jalan. Ini sangat mudah, tapi ingat! Jangan keluar dari jalur jalanan beraspal, karena wilayah selain itu belum sempat kami susuri."

Seseorang mengangkat tangan untuk bertanya. "Apa kami bakal aman dari binatang buas?"

Para kakak tingkat menahan tawa. Jungwoo berpaling ke arah Jeno untuk meminta penjelasan. Pemuda yang ditanya malah asyik memperhatikan Renjun yang sedang bersusah payah melahap batang-batang asparagus berbumbu dari tusukan bambu.

"Area Magnolia aman dari binatang buas. Aku menjamin itu."

Para peserta mengeluarkan desah lega.

"Tapi tidak tahu juga, apa kalian akan aman dari gangguan supranatural semacam hantu atau makhluk-makhluk astral lainnya," lanjut Jeno kemudian dengan nada setengah bercanda.

Dan kalimat itu tiba-tiba saja membuat mereka menahan hasrat untuk tidak membalik badan dan mengaku kalah di hadapan ketua klub mereka.

"Yang menyerah sebelum berusaha, akan dikenakan sanksi. Apa sanksinya? Kalau kalian ingin tahu, ba-ba-bam!! Dia diharuskan membayar seluruh biaya bahan makanan yang baru saja kita lahap!" Yang benar saja! Daging sapi kualitas super ini berapa harganya!? Dua tanduk lancip muncul di antara rambut Jungwoo, tinggal tambahkan tombak mata tiga, dan voila, ini dia setan dari neraka! "Tapi kalau kalian berhasil, maka sanksi itu akan ditangguhkan. Setuju??"

Keluh kesah jadi sambutan, namun mereka sudah tidak dapat menolak keputusan. Beruntung, saat melakukan misi demi mendapatkan stempel, mereka dinyatakan boleh berpasangan.

Koeun mengumpulkan para adik tingkat untuk memberi sedikit wejangan. "Ingat sekali lagi, jangan keluar dari jalur beraspal, dan kabari kami lewat walkie-talkie jika kalian mengalami sesuatu—"

"—yang mengerikan."

Jungwoo meringis tanpa dosa setelah kalimat Koeun ia potong dengan semena-mena. Pelototan sadis sang gadis hanya dianggap angin lalu, karena itu sudah menjadi menu sehari-hari baginya.

Sebuah senter dan walkie-talkie dibagikan pada dua peserta 'uji nyali' pertama. Kali ini berlaku larangan membawa ponsel. Jungwoo berkata kalau mereka tidak memasang jebakan untuk menakut-nakuti para adik tingkat. Cukup membubuhi stempel, lalu kembali kemari. Lima belas menit adalah estimasi waktu untuk melakukan itu semua.

SERPENT - NORENWhere stories live. Discover now