SERPENT 17: The Secret Meeting

1.2K 191 32
                                    


Warn: ooc, bxb, possibly m-preg, mixed myth and legend, etc...


.


They will lure you, and weaken your heart

Then, they will bite you, and tear you apart


.


Cangkir teh diletakkan di atas meja kerja—masih hangat dan mengepulkan uap, namun Yoona tidak lekas beranjak dari posisinya sekarang. Ia menatap lurus pada kedua manik Yunho dari balik lensa kacamata.

"Benarkah ini tidak apa-apa?"

Pria itu segera mengerti kemana arah pembicaraan mereka bermuara.

"Aku sudah meminta anak-anak lain untuk tidak lengah, mereka sekarang akan lebih ketat mengawasi Jeno sampai kutemukan siapa pelakunya."

"Perlukah berkonsultasi dengan keluarga lain? Kurasa Park mungkin bisa—"

"Yoona-ya," ujaran barusan menghentikan kalimat apapun yang berniat diserukan. "... aku sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk anak kita."

'Tapi saat ini kau seperti menyimpan sesuatu, dan aku sama sekali tidak tahu.'

Tentu saja kalimat terakhir tadi hanya sanggup disuarakan dalam hati.

Tatap skeptis Yoona jadi penanda jika percakapan ini tidak akan menemukan kata sepakat, walau terus bertukar argumen dan pendapat. Hela napas diembus bersamaan bahu yang terangkat ringan. Sang istri lekas berlalu dari ruang kerja tanpa bicara lagi. Gurat kecewa tergambar jelas di wajah atas ketidakjelasan peristiwa yang menimpa anak mereka.

Yunho menatap punggung menjauh Yoona dalam diam. Kacamata dilepas, pangkal hidung diusap lelah, denyut menyakitkan mampir di pelipis secara berkala.

"Tidak mungkin kalau itu..." Yunho berujar tidak pada siapapun. "Kurasa aku kelewat paranoid oleh hal-hal yang tertinggal di masa lalu." Detak konstan jarum jam kuno di sudut ruangan seolah berusaha menjawab berbagai kemungkinan yang kini melanda benaknya.


.


.


"Permisi..." sedikit canggung, kaki Renjun menapaki kediaman Keluarga Lee. Bingkisan dalam pegangan segera diserahkan, begitu ia sadar dengan tujuan utamanya kemari. "Sunbae, anggaplah ini ucapan terima kasih kami secara simbolik atas bantuanmu tempo hari, maaf kalau tidak terlalu istimewa." Tadi malam dia masih sempat memanggang dua loyang peach cake dibantu Victoria. Kebetulan sekardus persik ranum juga olahan selainya (oleh-oleh sewaktu sang ibu bertugas keluar kota) masih tersisa di lemari pendingin, dan ide untuk membuat kue langsung saja terlintas tadi malam begitu niatan berkunjung selesai diutarakan.

"Wah, aroma yang manis," ujaran kagum semakin bertambah begitu ia mengintip ke dalam kotak kue. "Kau membuatnya sendiri?"

"Iya. Maka dari itu, maaf kalau ini terlihat biasa saja..."

Jeno tidak mengindahkan kalimat bernada rendah diri milik Renjun, dan malah berceloteh kalau dia sudah tidak sabar ingin mencicip seiris besar kue cantik yang mendekam dalam kotak. Seorang housekeeper datang menghampiri dengan gestur sopan, dan Jeno meminta secara halus padanya agar menghidangkan kue tersebut sebagai teman minum teh lemon dingin. "Ah, atau Renjunie ingin minum yang lain?"

SERPENT - NORENWhere stories live. Discover now