8 | Chaos Hill

100 74 19
                                    

"Chaos Hill"







'Tak ada yang bisa merubah takdir. Tapi kau bisa menentukannya'
~Athanasia~

-----oOo-----

"Bangun, baby...Kita sudah sampai di Chaos hill."

"Engh...Memangnya ada dimana sekarang?"

Kini, Athanasia lah yang bangun terlebih dahulu. Ternyata, Anasthacius ikut tertidur karena ia merasa nyaman mungkin. "Hehe...sebenarnya belum sampai Chaos hill, tapi aku memperhitungkan jika kita tidak berhenti terlebih dahulu, kita akan terlalu cepat sampai ke perayaan. Lagipula—kita berangkat saat fajar Trynity*, jadi kita masih memiliki sekitar sepuluh jam menjelang jatuhnya komet. Jadi—"

"Jadi kau memilih pantai Serean sambil memandangi komet yang mulai sedikit terlihat itu. Iya?" tebak Anasthacius. "Iya! Kau benar! Bukankah karena saking besarnya Komet itu, ia membutuhkan waktu sekitar satu hari untuk bisa mintasi bumi?"

"Iya, kau benar. Ukuran serpihannya saja bisa sekitar satu juta kaki mungkin," kata Nasthacius sambip memainkan jarinya yang seperti sedang menghitung. "Woahhh...bukankah itu bisa menghancurkan setengah Adorradia dan Mansia? Wah...untung saja mereka akan terpecah belah. Kan?"

"Entahlah tapi desas desusnya sih begitu."

"Oh iya! Apa kau dan kak Arystides sudah berbaikan?" tanya Athanasia mencoba memancing Anasthacius untuk sedikit berbagi masalahnya. "Dan kapan pelantikannya menjadi raja Bursa di Mansia?"

"Hah...Pelantikannya hari ini—"

"Hah! APA! Bahkan tidak ada yang memberitahuku! Jangan bilang itu—"

"Dia tidak memperbolehkanku datang. Karena kau pasti akan datang bersamaku, maka dari itu Arystides tidak mengundangmu melainkan kedua orang tuamu, itupun diundangnya saat oerayaan pelantikan saja. Dan pelantikannya merupakan pelantikan Rosemistycs*."

Athanasia menunduk. Ia merasa bersalah atas apa yang menimpa Anathacius. Ini semua karena kejadian dua tahu lalu—disaat mereka memperebutkan Athanasia yang sudah bertunangan dengan Anasthacius, dan Arystides yang sudah memiliki tunangan. Bukankah Arystides serakah? Apa Athanasia ingin ia jadikan selirnya sampai-sampai tunangannya ia abaikan. "Maaf...ini salahku..."

"Hei! Apanya yang salahmu?! Kita sama-sama mempertahankan ikatan, jaditidak ada yang salah. Apa kau mau menikah dengan Arystides?!" Kini jelas terlihat kilatan marah dari mata Anasthacius.

"Bisa saja...dia kan juga tampan dan gagah," canda Athanasia. "Hei! Kau...asal kau tahu, aku lebih tampan dan gagah! Apa kau mau ku hukum?!"

"Waaa...ampun Yang Mulia. Saya cuma bergurau...saya takut dihukum!" Anasthacius menepuk-nepuk surai emas Athanasia, lalu mereka tertawa bersama-sama.

"Hah...perasaanku saja atau pasir pantai Serean berwarna putih?" tanya Anasthacius. "Memang sejak dulu warnanya putih, bodoh!"

Anasthacius senang sekali jika sedang melakukan hobi favoritnya—menjahili dan menggoda Athanasia. "Hei, Anast...Apa hanya aku yang merasa jika komet Ambyeryous bertambah besar, seperti tidak terpecah?"

[Hiat] Return of the Time Where stories live. Discover now