13 | Madam

68 45 12
                                    

"Madam"







'Kau itu lelet!!! Lelet dalam berpikir, dalam menyadari, maupun dalam mengamati kondisi!'

-----oOo-----

...selesaikan dengan baik."
Hei! Apanya yang harus kuselesaikan dengan baik? Halah! Mati sajalah aku. Cepat bawa aku ke surga!

"Hih! Percaya diri sekali kau. Memangnya kau pasti masuk surga? Tidak!"
Setidaknya bawalah aku ke pinghiran surga, atau diterasnya, atau diparkiran, atau semacamnya.

"Sudahlah! Lebih baik kau bangun saja. Sesembahanmu sudah tiba."

.
.
.
.

"Nao! Makan dulu! Nanti kau kelaparan dan mengamuk seperti macan bagaimana? Mama tidak bawa uang untuk menjinakkanmu!"

Mama Nao mengguncang-guncangkan tubuh Naori. "Duh! Benarkan? Anakmu sendiri kau katai 'mengamuk seperti macan'?!"

Naori mendengus pasrah. Ini sudah kesekian kalinya, ia dan Mama nya bercanda—yang selalu berujung perdebatan. "Sudahlah, Ma... Aku akan jalan-jalan sebentar. Nanti akan kumakan itu."

Mama Nao menyiapkan coat untuk Nao karena sekarang sudah memasuki musim dingin. "Aku pergi!"

"Jangan pulang lebih dari jam enam sore ya!"

"Iya~~"

••••

Naori berjalan menyusuri taman kota. Ia melihat beberapa anak muda yang sedang bermain skate board sambil memutar musik dengan volume yang sangat keras. Ada pula yang sedang berpacaran ria. Ada yang sedang bermain game online bersama. Dan ada pula yang sedang menikmati pemandangan di senja hari.

Sesekali ia menghela nafasnya. Belakangan ini, ia sering bermimpi aneh—yang paling sering adalah mimpi tentang tempat antabranta dan seorang laki-laki yang menurutnya seperti sedang cosplay menjadi pangeran yang jika dimimpinya bernama Anasthacius.

Mungkin setelah ini, ia ingin sekali menemui psikiater—ingin memastikan apakah ia terkena penyakit mental atau semacamnya, yang membuat mimpi itu terus menerus terputar dipikirannya.

Ia bertanya-tanya, sepenting apakah laki-laki bernama Anasthacius itu? Apakah yang dikatakan Cecilia itu benar? Dia akan semakin yakin dirinya gila—jika ia terus memikirkan alibi-alibi itu.

Naori berhenti sejenak saat ia melihat seorang wanita bergaya ala-ala madam penyihir, yang sedang duduk termenung memainkan bola kristalnya.

Naori menatapnya. Ia menatap dari sisi kiri, kemudian berpindah ke sisi kanan, lalu kedepan, lalu ke belakang—tetapi wanita itu tidak bergeming sedikitpun. "Hei~~ Apa kau madam-madam yang seperti di film-film itu?"

"Ya. Bisa dikatakan seperti itu." Ahirnya, wanita itu menatap Naori.

"Kau bisa menyihir? Meramal? Ohhh aku tahu! Kau bisa merubahku menjadi kodok? Aaa...jangan...lebih baik kau merubahku menjadi kaya," beo Naori.

"Cerewet—"

"Ssstttt!!!! Siapa dulu namamu?"

"Aku Madam Margareta. Mari kuramal. Berikan tanganmu, Nona Manis."

[Hiat] Return of the Time Where stories live. Discover now