14 | Story

44 31 4
                                    

"Story"






'Terus berenang, terus berenang, terus berenang'
~By Camamello yang lagi gabut~

-----oOo-----

"Mama?"

Hah...pasti dia sudah berangkat bekerja. Setidaknya, Mama bisa pamit melalui ponsel kan?

Apa kalian tahu rasanya menjadi Naori? Papanya tidak jelas dimana adanya, bahkan ia tidak yakin jika ia memiliki Papa. Mamanya entah bekerja sebagai apa, ia khawatir jika Mamanya memilih pekerjaan tidak pantas. Ia dan Mama nya tidak memiki sanak keluarga-selain ayah dan ibu Papa nya saja. Naori tidak tahu siapa ayah dan ibu mamanya. Ia selalu bermasalah disekolah karena kesalahan yang tidak dia lakukan-yang membuatnya berpikir 'Jika di cap sebagai anak rusak, maka rusak saja sekalian kan?'. Teman-temannya mulai menjauhinya semenjak kejadian ia difitnah pernah datang ke rumah guru baru di sekolahnya untuk mengajak berkencan, padahal itu tidak benar-dan sekarang, hanya tersisa Cecilia dan Elios sebagai sahabatnya. Mamanya selalu pulang dengan bau alkohol di bajunya, padahal mamanya tidak dalam keadaan mabuk-membuatnya berpikir, apakah mamanya bekerja sebagai pegawai bar.

Hidupnya keras. Sejak berumur 4-15 tahun, ia sering dipukuli oleh paman.dan bibinya yang diminta mengasuhnya saat Mamanya bekerja. Tangannya sering dipukuli dengan rotan saat ia tidak bisa diam. Ia sering ditampar jika ia menangis. Ia akan dibanting, jika ia merengek lapar. Dikunci digudang seharian jika berani meminta makan. Naori akan dikunci di luar jika ia tidak mau bekerja. Ia diancam akan dibuang kesungai jika ia berani melaporkan ini pada Mamanya. Dan ia pernah hampir saja kehilangan tangannya karena disetrum oleh bibinya. Untung saja sekarang ia sudah berumur 18 tahun, ia memohon pada Mamanya agar paman dan bibinya nya tidak mengasuhnya lagi.

Ia bahkan tak yakin jika ia anak kandung Mamanya.

"Mama siapaaaa...Kamu siapa...Akuuu siapaaa..."
//nyanyi pakai nada lagu Mawang 'Aku Kamu'

Ia membaringkan dirinya di ranjang dan merasakan sesuatu yang keras dibawah sana. Ia baru ingat-ia lupa memindahkan buku bertuliskan Sophia York itu.

Ahirnya, ia mengambil buku itu dan meletakkannya dimeja belajarnya. Lagi-lagi, ia melihat cahaya yang kuar dari buku permata Saphire. Ia meninggalkan buku Sophia York itu, dan berjalan medekati buku berpermata Saphire yang terus bersinar jika berada didekatnya.

"Kurasa... Kau ngotot ingin dibaca ya?"
Naori membuka asal lembarannya. Kertasnya bercahaya, gambarnya terlihat hidup. Tulisannya sangat indah-ditulis dengan tinta mahal-menurutnya. Disana tertulis, Athanasia Soveinch.

••••

Ia berlarian mencari Miss Sophia. Tulisan dibuku itu, mirip seperti yang ia mimpikan. Apakah ini suatu petunjuk?

Tok...tok...tok...

"MISS SOPHIA!!! BUKA ATAU KUBAKAR PINTU INI DENGAN MINYAK TANAH DAN API!!!"

Ceklek...

"Ada ap-" Miss Sophia langsung membatu saat Naori menyodorkan isi buku yang tadi ia baca dirumah.

Miss Sophia mempersilahkan Naori masuk. Miss Sophia menyuguhkan teh daun dan bunga lippe kesukaan Athanasia. Ralat. Putri Athanasia yang dulu.

[Hiat] Return of the Time Onde histórias criam vida. Descubra agora