12 | No I am!

69 50 11
                                    

"No I am!"






'PEKALAH NAO!!!!!!!!!!'

-----oOo-----

"Apa maksudnya ini!? Miss Sophia menghayal ya? Aku harus menanyakan ini padanya! Tapi—" Naori mengeluarkan ponselnya dengan tergesa-gesa. Ia menelfon seseorang. Ia meletalkan ponselnya di telinga, lalu menjepitnya dengan bahu sambil berlarian memakai dress dan topi. Tak lupa dengan tas yang bertengger manis di bahu kanannya.

"—aku mau shopping bersama Cecilia dulu."

***

"Begitulah..." Nao dan Cecil, sedang berada di sebuah kafe. Sehabis mereka berbelanja ria di mall, mereka memutuskan untuk makan sembari berbincang-bincang. Naori menceritakan tentang buku-buku itu, dan Miss Sophia yang mulai aneh.

"Hmm...kurasa juga begitu. Dia terlihat aneh belakangan ini!" tambah Cecilia. "Benar kan!!! Dia sering memaksaku untuk membaca buku yang tebalnya sudah seperti kamus itu!!!"

Sejenak, Cecilia berpikir. Alisnya mengeriyit. Beberapa detik kemudian, ia menggebrak meja dan berteriak, "HEI!!!" Nao melompat kaget an membalas Cecil tak kalah keras pula. "APA!!!"

Volume suara Cecil mengecil—ia sedikit berbisik pada Nao. "Pst... Nao, apa kau percaya Reinkarnasi itu ada? Bagaimana dengan orang yang bertukar jiwa? Atau orang yang menjelajahi waktu?" Naori melotot—ia tak percaya jika Cecilia, sahabatnya yang terkenal dengan kefanaannya, bisa berpikiran fantasy seperti itu. "Apa kau terlalu sering menonton film? Otakmu semakin tidak jelas."

Cecil mendengus. "Kau percaya atau tidak?!" Naori menyuguhkan senyum duabelas jarinya "Hehe...YA TIDAK LAH!!! Hanya orang bodoh yang percaya tahayul begitu."

"Bagaimana jika reinkarnasi itu ada karena disebabkan sumpah atau permintaan orang itu sendiri? Serta memiliki tujuan? Buku ajaib? Kesayangan dewa?"

"Kau sakit Cecil. Mana ada yang seperti itu!" Cecilia memutar bola matanya dan secepat kilat ia mengembalikan raut wajah seriusnya. "Bagaimana jika itu ada? Bagaimana pendapatmu mengenai orang yang rela berreinkarnasi dan terus dipermainkan oleh waktu—hanya karena ia ingin menyelamatkan banyak orang?"

"Orang itu super bodoh. Mengapa ia harus menyelamatkan banyak orang jika dia yang menjadi korbannya? Bukankah lebih baik ia hidup bahagia selamanya tanpa beban?"

"Bagaimana jika orang itu adalah dirimu???!!!! Apa yang kau lakukan sekarang?" Cecilia mendekatkan wajahnya oada Naori. Ekspresi Cecilia, sekarang sudah seperti Dori dari film Nemo.

"A-aku?"

"Iya kau!"

"Itu jelas BUKAN AKU!!! NO I AM !!! Aku tidak akan dan tidak pernah berbuat bodoh begitu," imbuh Naori. "Seandainha jika itu memang kau?!"

"Maka aku memiliki alasan kuat melakukannya. Orang yang kuselamatkan pun, pasti orang yanhmg samgat spesial." Naori tersenyum, menatap keluar kaca kafe itu. Ia menatap langit biru yang luas seraya berharap—agar kehidupannya dapat terus berjalan damai seperti ini.

"Sudahlah, Cecil...Hey...apa kau tahu? Elios menyukai perempuan lain!" Naori mengalihkan topik. Cecilia sudah tahu trik Naoti itu. Makanya, Cecilia juga menskip pertanyaannya—dan menanyakannya nanti. "Haa...tidak mungkin. Dia kan sudah menyukaimu semenjak kita di Sekolah Dasar." Cecilia mengibas-ngibaskan telapak tangannya.

[Hiat] Return of the Time Where stories live. Discover now