10 | Hello?

88 59 40
                                    

"Hello?"






'Jangan hidup dengan berleha-leha saja. Jika ada tujuan, maka kejarlah. Manusia yang tidak memiliki tujuan, sama seperti kapal tanpa awak'

-----oOo-----

Kini Naori sedang makan di kantin bersama Cecilia dan Elios. Naori merasa ia butuh makanan yang manis karena semalam ia bermimpi buruk. Ia bermimpi tentang peperangan, gampa besar, kebakaran, darah, meteor, dan yang paling terekam di kepalanya adalah, mimpi terbunuhnya seorang pemuda yang mirip seperti pemuda yang sering Naori mimpikan dimalam lainnya.

"Hei Nao...melamun saja. Apa kau sudah mengembalikan buku yang kau pinjam dari Miss Sophia kemarin? Soalnya Miss Sophia bersikeras menitipkan buku setebal kitab untukmu," gerutu panjang lebar Cecila. "Buku apa?"

"Huh! Akan kuambil." Cecilia kembali ke kelas untuk mengambil buku yang ia maksud.

Naori agak terganggu ketika ia menyadari Elios yang menatapnya seperti sedang menscan QR code. "Kau kenapa!"

"Nao, apa kau baik-baik saja?" Naori memutar bola matanya. "Kau tahu? Kau adalah orang kesembilan yang menanyakan itu padaku! Jawabanku tetap TIDAK APA-APA!"

Bruk...
"Ini Bukunya!" Naori melotot saat melihat buku super tebal namun cantik itu. "Kau gila! Aku tidak mau membaca buku ini!"

"Ayolah~~Nanti Miss Sophia mengamuk padaku..."

"Ahh! Nanti saja lah!"

'Naori Athanasia Dunkent! Mohon datang ke kantor Kepala Sekolah sekarang! Sekali lagi, mohon datang ke kantor Kepala Sekolah SEKARANG!'

Poor Cecilia. Kali ini Ibu Kepala Sekolah menyelamatkannya dari buku permata biru sphire tua yang saaangat tebal itu. "Hehe...kau dengar? Hukuman ulahku kemarin sudah memanggilku... Dadaaaahhhh"

••••

Duh! Aku sendiri lupa kemarin aku berbuat apa, gerutu Naori dalam hatinya.

'Wah...kau sudah lihat perwakilan olimpiade itu?'

'Kyaaa dia masuk karantina olimpiade di kelas duabelas E!'

'Mata putihnya sungguh menawan!'

'Tapi rambutnya mirip si moswanted goddes itu ya?'

"Ada apa dengan koridor ini? Apa seluruh penghuninya sedang mengadakan lomba mengunjing?!" gerutu Naori.

Naori dengan langkah gontai andalannya, merasa malas untuk ke-12 kalinya di semester ini dia bolak-balik ke ruangan Kepala Sekolah—karena masalah.

Ia sampai bosan melihat wajah Kepsek dan sering sekali menulikan telinganya ketika mendapat siraman rohani dari Miss Kepsek yang sudah seperti Mama kedua baginya—karena Naori sering berurusan dengan beliau.

Pokoknya ia nanti ingin meminta sesuatu jika urusan dengan Miss Kepsek kali ini sampai memakan waktu lama!

Brak...
"Duh! Jalan lihat-lihat dong! Memangnya koridor milik nenek buyutmu—"

Getaran terlihat pada manik keduanya. Permata biru saphire dan snowball sedang berkutat pada permainan perasaan itu. Tanpa disadari, Athanasia langsung menangis melihat pemuda itu. Dan pemuda itu...memeluk Athanasia—Naori Athanasia maksudnya.

[Hiat] Return of the Time Where stories live. Discover now