chapter {1}

64.3K 1.7K 133
                                    

hai! semoga suka dengan ceritaku:).

vote komen teman♡

...

Siang ini cuacanya sangat panas. matahari dengan percaya dirinya menampakkan diri tepat ditengah-tengah langit. silir angin menerpa rambut gadis itu. terlihat mimik murung menghiasi wajahnya.

andai, jika tubuhnya tidak sebesar ini. andai, tubuhnya normal seperti perempuan-perempuan lainnya. hah! andai. matanya menatap lurus ke arah lapangan yang ada di depannya. kini ia tengah duduk sendirian di tribun paling atas, memandangi orang-orang yang sedang berolahraga hari ini.

hari ini adalah jadwal olahraga kelasnya. seperti biasa, gadis itu selalu duduk disini. tak pernah lagi bergabung dengan mereka semenjak kejadian itu. kejadian dimana ia merasa malu yang sangat besar.

saat itu, pertama kalinya ia duduk dibangku kelas 10. dengan semangatnya ia mengikuti permainan olahraga basket. ditengah permainan, dengan tidak sengaja ia menyenggol tubuh teman perempuannya. sontak temannya itu terjatuh dan membuat dirinya di maki-maki karena punya tubuh gendut.

mulai saat itu ia dijuluki kudanilnya SMA gemilang. miris sekali hidupnya.

dan juga, sejak saat itu ia menjadi sosok yang pendiam. hanya satu orang yang bisa membuatnya tertawa lagi. bintang. sahabat laki-laki dari kecil. setiap hari hanya bintang yang dapat membuatnya berbicara.

" bul! " panggil seseorang dari belakang seraya memegang bahunya. jantungnya serasa mau copot. sedangkan pelakunya cengengesan tak jelas, bintang.

bulan mendengus kesal. " kamu! kalo aku jantungan gimana coba. "

" ya maap. kamu gak ikutan main dibawah? hari ini penilaian basket loh. "

bulan menggeleng. ah, basket.

" ayolah, kamu gak kasian apa sama bunda kamu? masa tiap pernaikan kelas selalu ditegur pak slamet gara-gara nilai olahraga kamu kosong semua! "

" nggak tang, aku gak pede semenjak kejadian itu. " balasnya dengan suara pelan.

bintang, laki-laki itu merasa kasihan dengan sahabatnya yang satu ini. " kelas 12 ini pokoknya nilai olahraga kamu harus ke isi semua. ayok aku temenin, nanti aku semangatin deh dari pinggir lapangan. "

bulan menggeleng lemas.

bintang berdecak kesal. dengan satu tarikan kuat, tubuh bulan langsung berdiri. bahkan nyaris terjerembab ke depan. untungnya dengan sigap bintang menahan tubuhnya.

" kalo aku jatoh gimana bintang! " marah bulan.

" nggak bakal. kan udah aku tahan nih. udah ayok! nanti aku bilang deh sama pak slamet biar jadi lawan main kamu. ayokkk! " bintang menarik lengan berisi bulan. mau tak mau bulan mengikuti dengan ogah-ogahan.

" kamu tunggu sini. aku mau bilang dulu sama pak slamet. jangan kabur kekantin, awas! " peringat bintang. bulan kini duduk ditribun paling bawah. bisik-bisik teman temannya mulai terdengar di telinganya.

" bintang betah ya temenan sama bulan. padahal dia itu ganteng lho! kalo gue sih ogah temenan sama dia. " ucap manda membisikkan ke nayla.

kalo mau ngomongin aku jangan kuat-kuat dong! sakit ati nih jadinya.

bulan sedikit kesal. manda ini, salah satu orang yang suka dengan bintang. hampir setiap hari ia selalu memberikan coklat ke sahabatnya itu. namun dengan baiknya, coklat pemberian dari manda selalu diberikan kepadanya karena bintang tau, bulan sangat suka coklat.

matanya beralih menatap bintang dan pak slamet yang dari kejauhan terlihat seperti tengah bersitegang. bisa dilihat dari wajah pak slamet yang sudah memerah dan bintang yang menelungkupkan tangannya, tanda permohonan.

bulan sedikit cemas, takut jika pak slamet yang ada malah memberikan hukuman ke bintang. namun setelah beberapa saat kemudian bintang kembali dengan wajah sumringah.

" dibolehin bul!. "

gadis itu tersenyum senang. semoga saja ia percaya diri hari ini. ia juga sedikit heran, biasanya pak slamet tidak akan memberikan negosasi kepada muridnya.

mungkin dia lagi baik hati.

" semangat ya bull, nanti kamu harus masukin bolanya ke ring minimal 3 point. sebenernya sih disuruh pak slametnya 20, cuma aku udah nego sama dia tadi. eh ternyata dibolehin, katanya sih permulaan buat kamu. " jelas bintang.

" makasih yaa tang, kamu baik banget. " bulan tersenyum lebar menatap bintang.

bintang mendengar ucapan dari sahabatnya itu tertawa geli. " kamu nih, ngomong gitu kayak sama sapa aja. kita ini udah temenan dari waktu masih jadi janin, lho. masih janin! bayangin aja. kamu malahan ngomong gitu. "

bulan memamerkan giginya. " iyaa deh. tapi aku masih gak enak aja sih sama kamu, secara aku ini selaluuuu aja ngerepotin kamu. terus juga waktu kamu sering diabisin sama aku, sampe-sampe kamu belum punya pacar di SMA ini. "

" hahaha yaa nggak gitu bulan sayangg, aku belum punya pacar sekarang-sekarang ini karena ya... belum ada yang nempel aja sih dihati. kamu nihh dari tadi mikirnya aneh-aneh trus. "

" yaa bisa aja kan, kamu gak mau pacaran dulu karena kasian sama aku. " elak bulan.

" udah deh kamu in--- "

" prittt! "

suara peruit dari pak slamet memberhentikan obrolan mereka berdua. terlihat pak slamet menunjuk ke arah lapangan.

" eh giliran kita nih, yuk! " bintang menggenggam tangan bulan. berusaha menyalurkan semangat. namun bulan segara melepaskan pegangan itu sambil menggeleng pelan.

" aku gak pede bintang, aku takut di ketawain mereka. tadi aja belum apa-apa udah diomongin duluan. " ucapnya menunduk.

belum bermain saja, teman-temannya sudah terlihat memperhatikannya dan --- terlihat saling berbisik-bisikkan.

" bull... " bintang memasang wajah memohon. bulan menghela nafas. semangat!

" oke, aku coba. "

bulan dan bintang berjalan ke tengah lapangan. sebisa mungkin ia fokuskan diri agar tidak menengok ke arah teman-temannya yang ada diluar lapangan.

" bull inget ya, jangan dengerin omongan mereka. fokus sama bolanya. minimal harus dapet 3 poin! kalo kamu berhasil, aku teraktir bakso deh dikantin. oke? " ucap bintang menyemangatinya.

bulan tersenyum. namun belum juga permainannya dimulai, tangan dan kakinya sudah gemetaran duluan. belum lagi, keringat sudah membanjiri pelipis, belakang tubuhnya, dan... ketiak.

" PRIT! "

bola yang tadinya ada ditangan bulan, kini diambil alih oleh bintang. dengan gesit laki-laki itu melakukan dribbel sambil berjalan dan memasukkannya ke ring. lihatlah! belum apa-apa saja bulan sudah kecolongan. kakinya kaku seolah-olah disihir agar tidak bisa bergerak.

" kalo gak bisa dapet 3 poin, aku bilangin ke bunda kamu biar besok-besok kamu suruh bawa bekel 'sayuran' aja. " bisik bintang saat melewatinya.

bulan memelototkan matanya. mana bisa begitu! enak saja. sementang-mentang bintang dekat dengan bundanya. dengan perasaan marah, bulan merebut bola basket yang ada ditangan bintang, kemudian ia men dribbel asal dan berancang-ancang untuk memasukkannya kedalam ring.

satu kali meleset

dua kali meleset

tiga kali meleset.

ah sial! kenapa gak masuk-masuk sih!

sebisa mungkin bulan berusaha tenang. ia tak boleh terburu-buru. ia menarik nafas dengan sangat banyak, dan menghembuskan. sangking banyaknya, saat ia menghembuskan perutnya terlihat bergoyang. nasib cewek gendut nih!

satu

dua

tiga!

yess masuk juga.

~~~

SURRENDER(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang