chapter {36}

7K 462 7
                                    

vote komen ya! maafkan kalau ada typo:)

***


" gimana? berhasil gak? "

laki-laki itu tetap dalam posisinya. matanya tak lepas dengan pemandangan yang ada didepannya. peson bandung memang paling indah menurutnya jika dilihat dari atas sini. lampu lampu terang seperti bintang yang bertaburan menghiasi dikala malam hari.

saat ini mereka tengah duduk di atas sebuah gedung yang sudah tak terpakai. tadi, tiba tiba berlian menelfon putra agar mau menemaninya kesini. dengan setia kawannya, putra menerima ajakan tersebut dengan senang hati.

berlian sangat suka kesunyian.

" lumayan. "

" lumayan gimana? lo udah ngelakuin semuanya sesuai rencana kan yan? "

berlian berdeham. " dia keliatan gak seneng waktu gua besuk dia. "

" loh? kok gitu sih. lo bener bener ngelakuinnya sesuai rencana kan? apa aja coba yang lo omongin ke dia? "

" gws doang. gua bingung mau ngomong apa put. "

putra gemas bukan main. sahabatnya ini memang benar benar pantas di sebut es balok. apa tak ada pembicaraan lain kah selain 'gws'.

" kan tadi udah gua catetin apa aja yang harus lo omongin ke dia di hp lo, kenapa gak dibuka aja sih?! "

" males. "

putra benar-benar kesal. ia menjambak rambutnya sendiri sangking gemasnya. ibunya berlian dulu ngidam apa sih? kenapa bisa melahirkan anak yang macamnya seperti berlian ini. memang dasarnya berlian ini sok pintar. tadi ia menyuruhnya untuk berlatih dahulu sebelum bertemu bulan. tapi jawabannya malah 'gampang'. lihatlah sekarang, apa hasilnya jika begini.

" trus sekarang gimana? " tanya putra masih gemas.

" gak gimana-gimana. "

" yan! sumpah! kesel banget gua. seenggaknya lo tadi ngomong apa kek sama dia. udah punya pacar belom, atau udah makan belom, mau disuapin ga, sakit apaa, udah mandi belom ----- "

" trus kalo dia jawab 'belumm mandi'. harus gitu gua mandiin dia? " potong berlian dengan menaikkan alisnya.

" ya gak gitu juga a*jing! ih parah lo ahhh. masa gak kepikiran sih mau ngomong apa. pantes aja gak ada yang deketin lo gara gara lo terlalu kaku gini. apa perlu gua sewain cewek dulu buat jadi pacar boongan lo, biar lo bisa kelatih gimana caranya bisa jadi pacar yang baik? "

" ngaco lo. "

" yaaa trus gimanaaaa jamal! kok malah gua yang pusing sih. jangan terlalu santuy dong yan, usaha coyyyy. gimana nanti kalo pas kita reuni trus lo sendiri yang gak ada gandengan. mau jadi bujank lapuk lo? " semprotnya kepada berlian.

berlian masih diam. tak menjawab pernyataan menohok dari sahabatnya itu. hatinya masih terlalu kaku untuk memulai kembali kisah cintanya.

" balik yok. "

" lah? tumbenan lo ngajak pulang. udah bosen lo keluar malem? " heran putra.

" ada papa gua. "

putra sekarang paham. ia mengangguk anggukkan kepalanya dan mempersilahkan berlian untuk pergi duluan. dirinya kembali duduk disini. ia masih ingin menikmati suasana di malam ini. terlintas di otaknya kejadian tadi pagi. dimana ayah dan ibunya bertengkar hebat karena suatu hal yang baru ia tahu. ia sangat cukup terkejut mendengar perkataan yang terlontar dari bibir orang yang telah mengandungnya 9 bulan penuh.

dimana orang itu? apa ia harus mencarinya agar ibunya tak selalu menangis dimalam hari. tapi dimana ia harus mencarinya? bahkan ia tak tahu dimana bagaimana jika orang itu bukan di bandung? bisa saja di jakarta, surabaya, kalimantan, dan daerah yang lainnya.

putra sangat sayang pada ibunya. semenjak ibunya sakit, ayahnya selalu marah marah dan terkadang memukulnya dengan kasar. batinnya tergores melihat kejadian itu. putra selalu berusaha membantu ibunya, tapi ayahnya... selalu berhasil membuatnya untuk tidak mencampuri urusan mereka. putra selalu kalah jika berhadapan dengan beliau. beliau tak akan segan segan memasukkan ibunya ke rumah sakit jiwa jika ia memberontak.

desahan nafas keluar dari bibirnya. apa ia harus meminta bantuan kepada ayah jay? agar bisa cepat menemukan orang itu. ayah jay bisa disebut dengan detektif polisi. hanya beberapa orang saja yang tau identitasnya karena banyak musuh mengincarnya.

oke. tak ada salahnya kan untuk mencoba mencari? siapa tau ibunya bisa kembali sehat dan bisa tersenyum lagi seperti dulu. semua cara akan ia lakukan agar ibunya bisa bahagia lagi. masalah ayahnya, ah itu urusan nanti. biarlah sekali ini ia akan ngotot membela ibunya di depan ayahnya. ia sudah terlalu lama tunduk kepada orang tua laki-lakinya itu.














SURRENDER(Selesai)Where stories live. Discover now