chapter {8}

9.4K 651 8
                                    

hanya karena selalu tersenyum, bukan berarti selalu bahagia. - bulan anindya.

.
.
.
.

🌼🌼🌼

" tang, kamu duluan aja ke kelas. aku mau ngecek itu dulu. " ucap bulan seraya turun dari motor bintang.

" ngecek apa? "

bulan menatap bintang kesal. namun laki-laki itu tertawa.

" iyaa tau kok tau, yaudah sana. jangan lama-lama bentar lagi bel. " peringat bintang.

" ini masih setengah tujuh bintang! kamu gak bisa goblokin aku lagi. nih aku pake jam sekarang. " balas bulan seraya menyodorkan tangannya yang tergelut jam biru.

bintang tertawa lepas.

" iyaa deh. yaudah aku duluan bul. " lanjutnya seraya berjalan meninggalkan parkiran siswa yang ada di sekolah.

bulan berbalik arah. pergi menuju toilet terdekat yang ada di dekat warung bu siti. sebenarnya jika ia sedang tidak kepepet seperti sekarang, ogah sekali ia pergi ke toilet itu.

warung bu siti adalah tempat berkumpul nya anak-anak RAKASTA. satu-satunya genk/perkumpulan siswa siswa nakal di SMA GEMILANG. siapa sih yang tak takut dengan mereka? bintang bilang, ia tidak boleh dekat-dekat dengan mereka. berbahaya.

dua puluh langkah kiranya, ia berhenti. menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. kemudian ia mulai melangkahkan kakinya kembali.

banyak pasang mata memandangnya. sebisa mungkin ia tahan keringat yang akan keluar dari tubuhnya. ia harus rileks, oke rileks.

" tumbenan ada cewek yang mau ke toilet sini. "

" iya, tapi sayang gendut sih. "

emang kenapa sih, sama cewek gendut! awas aja yaa nanti kalo aku udah kurus, gak bakalan deh aku terima kamu jadi pacar aku. - batinnya kegeeran.

brak!

bulan menutup pintu kamar mandi itu dengan kuat. masa bodo jika mereka yang ada diluar kaget. entah kenapa hari ini ia benar-benar sensitif walaupun hanya masalah kecil. mungkin karena faktor menstruasi.

setelah dirasanya sudah cukup lega saat mengecek keadaannya, bulan bersiap-siap keluar dari toilet.

tak disangka, saat kepalanya melongok keluar, semua pasang mata menatapnya garang. seorang laki-laki bermata coklat mendekatinya. putra. ya, ia sedikit kenal karena putra adalah teman basketnya bintang. ia pernah diperkenalkan dengannya dulu.

hatinya gelisah bukan main. jantungnya berdegub kencang. nafas nya sedikit tercekat. ada apa ini? mengapa semua orang menatapnya seperti itu?. putra segera menarik lengannya untuk keluar dari tempat itu.

" lo ngapain kesini? lo bulan kan? yang suka ngintilin bintang? " bisiknya.

" iya, aku gak sengaja. sebenernya tadi aku juga gak mau kesini, cuma kebelet parah put. jadi terpaksa pake toilet itu. " balasnya dengan nada pelan.

SURRENDER(Selesai)Where stories live. Discover now