chapter {52}

6.8K 388 4
                                    

...

oka menstandarkan motornya. kini mereka sampai di depan teras kecil rumah itu. ajam segera turun dan menaruh sebungkus plastik hitam yang ada di genggamannya tadi.

" apaan tuh jam? " tanya bang rafa yang ada di pintu masuk.

" kelereng bang. tadi ajam menang banyak, jadi dapet kelereng segini deh. udah ya bang rafa, jangan nanya lagi. ajam mau mandi dulu, keburu maghrib nanti. " ucapnya lalu menyosor masuk tanpa berpamitan kepada pemilik rumah.

" ini yang sebenernya punya rumah siapa sih? gua apa tuh bocah? kok kayaknya dia enak banget ngomongnya tadi. " bang rafa menatap kepergian bocah itu dengan tatapan tak percaya.

oka menggidikkan bahunya tanda tak perduli. ditinggalkannya bang rafa sendiri di luar.

" kok gua kesel ya sekarang. "

☁☁☁

dor! dor! dor!

" jam cepetan mandinya! lama amat dah lu mandi. udah ajan maghrib nih. " teriak oka menggedor - gedor pintu kamar mandi berwarna pink itu.

tak lama pintu itu terbuka, menampilkan wajah ajam yang berseri bersih kinclong seperti tanpa noda. oka menampilkan wajah garang di depan bocah itu.

" abis ngapain lo? lama banget mandinya. jangan-jangan abis.. " ucapannya terhenti karena suara batuk seseorang yang ada di belakangnya. dilihatnya bang rafa sedang menatapnya tajam.

" jangan racunin pikiran anak kayak dia yang masih suci sama lo yang udah bangkotan plus lapan belas ke atas. kasian, masih dini harus diberikan pengertian soal bagaimana caranya bisa menjadi anak yang baik. bukan mengajarkan cara onani yang benar. " ujarnya sok berwibawa. oka memeletkan lidahnya berlaga seperti ingin muntah. siapa juga yang mau mengajarkan ajam cara onani? tuh! malah bang rafa yang mengucapkan aktifitas laki-laki yang sudah pubertas itu.

" onani apa bang? " tanya ajam dengan polos.

" onani itu ya jam, aktifitas cowok yang suka--- "

" ka! gua tampol juga nanti bibir dobleh lo itu! udah sana mandi buru! gentian sama gua. " suruhnya.

" bang, gak baik motong pembicaraan orang itu. selain gak sopan, bisa berakibat fatal juga. contohnya gagal jantung, gagal ginjal, gagal hati, gagal move on --- "

" kalo lo gak mau masuk juga ke kamar mandi, gua usir lo dari rumah ini. " ucap sang pemilik rumah final. jika begini, tak ada pilihan lagi. lebih baik ia segera menuruti perintah itu daripada di usir dari rumah ini.

dengan ogah-ogahan dilangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. belum juga tangannya menunci pintu itu, ia dibuat kaget dengan pemandangan indah yang ada di kloset wc itu.

" AJAM!!! DASAR BOCAH EDAN! SINTING! MODAR WAE SIA!!! "

sementara di luar kamar mandi, ajam tertawa terpingkal-pingkal. bang rafa yang terheran langsung menanyakan mengapa oka berteriak seperti itu.

" napa tuh si oka? "

" ajam ngerjain bang oka. " jawabnya masih tertawa keras.

" apaan? kok sampe bikin oka ngamuk gitu? " bang rafa ikut duduk di samping ajam.

" tadi ajam pas lagi enak-enak berak, di ganggu sama bang oka. yaudah ajam jailin aja. hahaha "

bang rafa ikut tertawa dan menunjukkan jari jempolnya.

anak ini emang paling top.

tak sampai 10 menit, oka keluar hanya menggunakan handuk yang terlingkar di pinggangnya. tangannya bersidekap di dada. raut wajahnya terlihat sangat marah sekarang.

" ajam mana bang? " tanyanya kepada bang rafa yang ada di dapur. tangan laki-laki dewasa itu menunjuk ke arah kamarnya sendiri.

awas aja tuh bocah, beneran gua pites-pites kayak kutu beras.

oka mengintip ke celah pintu untuk melihat aktifitas apa yang sedang ajam lakukan. suara tawa membahana terdengar. ia segera membuka pintu itu dan melihat ajam sedang memainkan ponselnya.

" ajam! siniin hape gua. " oka berusaha mengambil.

suara tertawa dari dalam telfon membuatnya terdiam. itu suara --- bulan? jadi mereka sedang video call sekarang?! mau taruh dimana wajah oka.

" ajam! siniin gak hape gua. kalo gak, gua usir lo dari rumah ini sekarang. " bentak oka.

" oka! kamu jangan bentak dia. dia itu masih kecil ka, gak pantes digituin. " suara bulan terdengar marah dari dalan telfon.

mati gua.

" dia lancang ngambil hp aku tanpa ijin dulu bull. pake segala nge vc kamu lagi, emang dasar bocah tengil nih anak. " ambeknya.

" aku yang nge vc duluan, berkali-kali tapi kamunya gak angkat-angkat. akhirnya di angkat sama anak gemes ini. aku jadi gak kesepian lagi deh. "

" yaudah aku patiin dulu ya, mau nyalin dulu. nanti aku telfon lagi kalo udah selesai. "

" aku udah gak minat lagi vc an sama kamu, sekarang aku maunya vc an sama anak gemes ini. siapa sih namanya? "

" ajam mbak! azam hidayatullah. keturunan jastin bibir. makanya ganteng banget, hehe. " sahutnya dengan pede.

" jastin biber belum punya anak jam! gak usah buat berita hoax. " sungut oka.

" yaudah, ajam keturunannya pak haji roma irama aduhai, bedeh gagah banget kan mbak bulan?. "

" bang roma gak sudi punya keturunan kayak lo jam. dia lebih suka kalo gua jadi keturunannya. " ucap oka tak mau kalah.

" pak haji aja gak tau bang rafa ada didunia ini apa gak. " jawabnya seraya tertawa diikuti oleh suara tawa bulan.

" sialan! "






SURRENDER(Selesai)Where stories live. Discover now