Bab 14-Lombok

38K 6.7K 1.4K
                                    

"Woaah!" Cecilia memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Woaah!" Cecilia memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam. "Akhirnya gue menghirup udara Pulau Lombok!"

Laila mengusap pelan ujung matanya. "Lo kayaknya seger banget, Cil."

"Iya gue juga heran," Elsa mengangkat kedua tangannya tinggi, meregangkan tubuh. "Walau cuma satu jam lebih lima puluh menit, gue tetep ngerasa capek. Baru kali ini gue naik business class, ternyata tetep aja gue enggak bisa tidur."

Cecilia mengerjap polos. "Mungkin karena gue minum obat anti mabuk?"

Masih dengan senyuman merekah di bibir, Cecilia mulai mengeluarkan handphone. Mengarahkan kamera tepat ke arah bangunan besar bertuliskan Bandar Udara Internasional Airport di hadapannya.

Dari kejauhan terlihat sosok George beberapa kali memijat lengan kirinya yang terasa kaku. Tatapan George tertuju pada Cecilia yang kini sedang tersenyum ceria seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Memang, sih, Cecilia tidak melakukan apapun, gadis itu hanya tidur sampai George membangunkannya karena pesawat sudah sampai ke tujuan.

Hanya saja rasanya George sedikit kesal karena Cecilia sama sekali tidak bilang terimakasih atau setidaknya bersikap sedikit ramah pada George. Bangun-bangun gadis itu malah langsung pergi dengan tak acuh. Bukanya George ingin Cecilia tahu perbuatannya, tapi tetap saja rasanya kesal.

"Kenapa tangannya?"

George mengerjapkan mata cepat, refleks menoleh pada Keyla yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya. "Enggak, agak keram aja. Habis kejatuhan batu soalnya."

Keyla menatap bingung George. "Di pesawat memangnya ada batu?"

"Ada," George mengangguk. "Padahal batunya kecil, tapi berat banget. Banyak dosa kayaknya."

"Ngarang aja lo," Keyla menggelengkan kepala dengan bibir tersenyum geli. "Lagian kalau berat kenapa enggak lo singkirin aja batunya?"

Pertanyaan Keyla sukses membuat George tertegun. Benar juga, padahal George punya banyak sekali kesempatan untuk menyingkirkan batu itu. Kenapa George hanya diam saja dan membiarkan gadis itu terlelap di lengannya?

George masih belum menemukan jawaban sampai tatapannya terjatuh pada Hans yang sedang merangkul mesra Cecilia. Parahnya lagi, Cecilia tidak menolak dan malah tertawa mendengar bisikan Hans.

"George?"

"Eh, iya?" George mengerjap cepat, membalas tatapan bingung Keyla. "Sorry, lo bilang apa tadi?"

Keyla merapatkan bibirnya sesaat, menatap curiga George. Jelas beberapa detik yang lalu George terlihat tidak konsen entah karena apa.

Yutubir [END]Where stories live. Discover now