Bab 15-Lombok- Day 1

41.8K 7.1K 1.6K
                                    




"Figo jangan jauh-jauh, di situ airnya dalem!"

"Figo bisa renang, Ma!"

"Balik sini Figo!"

Suara keributan dari luar berhasil membuat Cecilia terbangun dari tidurnya. Cecilia menggeliat sebentar, melihat sekelilingnya sebelum meraih bantal dan menyembunyikan kepala di bawahnya.

Cahaya matahari yang menyelinap dari balik tirai jendela tidak membuat Cecilia segera terdorong untuk bangun. Bagi Cecilia, bangun pagi di saat liburan benar-benar sesuatu yang mubazir. Padahal selama ini juga Cecilia selalu libur karena hanya menganggur di rumah dan membuat beberapa konten youtube.

Tetapi, Cecilia tidak bisa sebebas ini karena biasanya Clarissa akan membangunkannya dan memberikan nasihat panjang lebar tentang anak gadis tidak seharusnya bangun terlalu siang karena jodohnya akan datang kesiangan. Ada benarnya, Cecilia masih sendiri sampai sekarang mungkin karena kebiasaannya bangun siang.

Masih dengan mata terpejam, Cecilia meraba-raba meja kecil di samping ranjang berusaha meraih handphone-nya. Cecilia membuka sedikit kelopak matanya untuk melirik jam di layar.

"Masih jam sembilan pagi?" Cecilia mendengus pelan, meletakkan asal handphone-nya di atas ranjang.

Cecilia kembali memejamkankan matanya berusaha tidur, namun suara gaduh Figo yang sedang berenang membuatnya terjaga. Rasanya sekarang Cecilia ingin menarik ucapannya tentang desain rumah ini. Sungguh tidak keren memiliki kolam renang mengelilingi rumah karena itu mengganggu, apalagi kamar Cecilia benar-benar tepat menghadap ke arah kolam yang airnya paling dangkal.

"Heran, ini liburan. Kenapa orang-orang rajin banget bangun pagi, sih?" Cecilia mengucek pelan matanya sebelum memaksakan tubuhnya duduk di atas ranjang.

Tepat di depan ranjang ada sebuah cermin rias berukuran cukup besar membuat Cecilia tanpa sadar memandang bayangan dirinya yang terpantul di sana. Rambut hitam mekar seperti singa, bekas air liur mengering di sisi kanan bibirnya, bibir pucat pasi. Benar-benar menyeramkan. Heran, apa benar ada perempuan yang tetap cantik saat bangun tidur layaknya putri di cerita dongeng?

Pertanyaan dalam benak Cecilia langsung terjawab saat pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Keyla dengan kaus putih dan celana training abu-abu masuk. Rambut panjangnya diikat tinggi, terdapat handuk kecil di lehernya. Melihat bulir-bulir keringat menetes dari kening Keyla, Cecilia yakin gadis itu baru saja jogging. Cecilia lagi-lagi dibuat tidak habis pikir dengan orang yang rajin sekali berolahraga padahal sedang liburan.

Terlebih berat badan Keyla itu sudah sangat proposional, sedikit bersantai di pagi hari tidak mungkin membuatnya naik berat badan.

"Udah bangun?" Keyla tersenyum. "Mau sarapan?"

Cecilia menggeleng pelan. "Nanti, Cecil mau mandi dulu. Kak Keyla habis jogging di pantai?"

"Iya," Keyla mengangguk. "Seru banget, pantainya sepi jadi leluasa buat jogging."

"Ohiya?" Cecilia menatap ke luar jendela, "Apa semua orang di vila ini udah bangun dari tadi? Jadi, gue sendiri yang belum lihat pantainya?"

Keyla terkekeh. "Adel sama Jack juga belum keluar dari kamar dari tadi. Dua temen lo sama Hans udah bangun tapi cuma duduk-duduk di teras depan. Kalau Dicky sama Yosefin dari tadi di pinggiran kolam jagain Figo."

Mendengar Jack masih berada di dalam kamar sama sepertinya, Cecilia jadi mengerti mengapa mereka masih satu kerabat.

Tunggu dulu, kalau semua orang belum ke pantai berarti..

"Kak Keyla sendirian ke pantai pagi-pagi?" tanya Cecilia.

Keyla menggeleng. "Sama George."

Oh.

Yutubir [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ