Bab 17-Penyelamat

47K 7.8K 3.3K
                                    



Cil..

Cecil..

Cecilia..

Sayup-sayup Cecilia mendengar seseorang memanggil namanya. Beberapa kali Cecilia merasakan belaian lembut di puncak kepalanya. Perlahan Cecilia mengerjapkan mata, sinar matahari yang menyorot terik membuatnya kembali memejamkan mata.

Namun saat Cecilia mulai dapat menyesuaikan diri, pemandangan yang pertama kali dilihatnya justru...

George?

Cecilia refleks membulatkan mata, mengerjap beberapa kali. Tunggu dulu, apa sekarang Cecilia benar-benar sudah tidak hidup di bumi sampai-sampai pemandangan yang pertama kali ia lihat justru wajah musuh bebuyutannya?

Mungkin ini karma, terlalu benci pada seseorang sampai di akhirat dihantui oleh wajahnya.

Kehaluan Cecilia langsung hancur saat melihat George menghela nafas lega. Saat ini Cecilia sedang berbaring di atas kapal, hanya bersama George dan juga Dendi.

Entahlah Cecilia harus merasa bersyukur sudah ditemukan atau justru takut karena George adalah orang yang menyelamatkannya. Sudah pasti karena Dendi tidak ikut menyelam dan bertugas menjaga kapal.

Terlebih saat melihat ekspresi khawatir George berubah garang. Cecilia langsung menciut, sudah siap diceramahi panjang lebar karena perbuatannya. Pasti pria itu akan mulai menghujatnya dengan kata-kata pedas seperti biasanya. Tetapi kali ini Cecilia merasa pantas dimarahi karena tindakannya barusan memang sangat berbahaya. Jika ayahnya tahu, pasti Cecilia juga akan dimarahi habis-habisan.

Cecilia refleks memejamkan mata saat melihat tangan George terkepal erat. Kedua matanya refleks terpejam saat melihay George mengayunkan tangannya.

Oke, George mungkin marah dan kesal. Tapi bukan berarti pria itu berhak menyakiti fisiknya bukan?

Heboh Cecilia menggerakkan kedua tangannya hendak melawan. "Jangan pukul gu–"

Namun ucapan dan perlawanan Cecilia langsung terhenti saat menyadari George bukan melayangkan pukulan padanya tapi justru.. memeluknya?

Cecilia mematung merasakan tubuhnya sudah terkurung di dalam pelukan George. Pipi Cecilia terasa memanas saat tidak sengaja tangannya menyentuh dada bidang George.

Omo..omo..omo.., jerit hati Cecilia meronta-ronta.

"Lo.." George menyandarkan keningnya di pundak mungil Cecilia. "Enggak bisa, ya, sehari aja jangan bikin gue repot?"

Bibir Cecilia masih bungkam, takut salah bicara. Cecilia dapat merasakan jantung George berdebar kencang dengan nafas tak beraturan. Terlihat sekali pria itu pasti susah payah menyelamatkannya tadi. Melawan arus untuk membawanya kembali ke kapal.

Cecilia jadi merasa bersalah.

Entahlah, Cecilia hanya kesal pada dirinya sendiri. Terlebih saat melihat ke arah kamera Go-pro –yang ajaibnya tidak tenggelam di laut– di atas kursi.

Mungkin benar, kehadiran Cecilia memang merepotkan. Cecilia terlalu keras kepala ingin membuat konten sampai lupa pada keselamatannya sendiri dan berakhir merepotkan.

Lagi-lagi Cecilia hanya bisa menyusahkan George. Satu fakta itu entah mengapa membuat hati Cecilia terasa sakit. Pantas saja pria itu hanya memandangnya anak kecil, dibandingkan dengan Keyla yang serba bisa jelas Cecilia bukan apa-apa.

Merasa cukup tenang, George melepaskan pelukannya. Tatapannya tertuju pada Cecilia, mengamati setiap inci tubuh gadis itu. Memastikan tidak ada luka serius.

"Gue nyusul yang lain dulu, mau kasih kabar kalau lo udah ketemu," George bangkit berdiri, kembali memasang peralatan snorkling. "Jangan ke mana-mana."

Yutubir [END]Where stories live. Discover now