Raheelia Azzahra Rabbani

20.3K 2.3K 752
                                    

📌Akan terbit akhir bulan Februari 2021
Siapin tabungan ya buat ikutan PO!

*
*
*
*
*
















Mencintaimu itu menimbulkan berbagai rasa, bisa dibilang nano-nano, tapi aku suka. Karena itu sangat menantang.

• Raheelia Azzahra Rabbani •

“Breaking news!  Di duga overdosis karena berharap pada salah satu ciptaan Tuhan, gadis berusia delapan belas tahun itu ditemukan tewas dalam keadaan jomlo banyak dosa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Breaking news!  Di duga overdosis karena berharap pada salah satu ciptaan Tuhan, gadis berusia delapan belas tahun itu ditemukan tewas dalam keadaan jomlo banyak dosa.”

Raheel menoleh ke samping kanan, menemukan sosok sang Ayah yang baru saja duduk sambil membullynya dengan kata-kata ringan namun terdengar menyebalkan.

“Ayah bisa gak jangan bully?” tanya Raheel dengan kedua bola mata yang masih sibuk menatap langit-langit rumahnya.

Ali terkekeh, dia tidak tahan jika tidak menggoda putrinya itu. Ali hanya ingin Raheel mampu melihat dengan hati, bukan dengan mata.

Beliau juga ingin mengajarkan pada Raheel, bahwa lebih baik tidak usah berlebihan dalam menaruh harapan pada makhluk-Nya, karena hanya akan menimbulkan rasa sakit dalam hati.

“Ayah rasa gak bisa,” jawab Ali.  Raheel bangkit dari posisi berbaring dan duduk menghadap sang Ayah. Mengerjap beberapa kali sebelum mengeluarkan unek-unek dalam otak.

Raheel tidak pernah malu bercerita apapun pada orangtuanya, dia sangat dekat dengan Ayah ataupun Bundanya. Meski Alisha lebih galak dari Ali, tapi Raheel tetap menyayanginya.

Menurut Raheel, ini adalah salah satu cara agar dia dan orangtuanya memiliki hubungan yang harmonis, karena tidak semua anak mau berbagi cerita pada orangtuanya.
Kebanyakan mereka lebih memilih mencurahkan isi hati lewat sosial media ketimbang dengan orangtua yang akan lebih jelas memberikan nasihat.

“Mau sampai kapan berharap pada Satria?” tanya Ali sebelum menyesap kopinya.

“Bukan maksudnya buat berharap, hanya saja sulit melepas,” jawab Raheel dengan tatapan kosong.

“Sama saja Heel, apa kamu gak capek? Satria menyukai gadis lain ingat.”  jika sudah seperti ini rasanya Raheel sedang mengobrol dengan sahabatnya, bukan dengan Ayahnya.

Ali sangat pengertian dengan Raheel. Dia seperti ini karena tahu sifat seorang remaja ya harus selalu di bimbing.

Di seusia Raheel seperti ini, para remaja sedang mencari jati diri dan tujuan hidup. Terlebih ketika sudah terlibat dengan urusan cinta. Maka sebagai orangtua harus selalu mampu mendampingin agar anak-anaknya tidak salah langkah.

“Ini itu langkah juang Raheel untuk mendapatkan Bang Satria, sebelum janur kuning melengkung,” jawab Raheel tegas. Ali menghela napas pelan. Dia harus memberi pengertian lagi besok, besok, dan besok. Hingga sang putri paham.

Langkah Juang [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now